Twitter bakal menambahkan label pada akun media yang berada di bawah naungan pemerintah Belarusia, untuk menandai informasi terkait perang di Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, Twitter mengaku akan menyediakan konteks yang transparan seputar konten yang ditayangkan di platform buatan Jack Dorsey itu.
"Hari ini kami menambahkan label pada akun media pemerintah di Belarusia untuk lebih menampilkan informasi yang kredibel seputar perang di Ukraina," kata perusahaan lewat cuitannya, dikutip Jumat (11/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yoel Roth, kepala integritas situs Twitter, mengatakan, langkah itu dilakukan setelah pelaporan tentang peran outlet media, yang berafiliasi dengan negara Belarusia dalam perang di Ukraina.
Pekan lalu, Twitter meluncurkan label pada tweet yang membagikan tautan ke media berita yang berafiliasi Rusia. Hal itu disampaikan Roth dalam cuitannya, Kamis (4/3).
"Data awal menunjukkan bahwa intervensi kami di sini berhasil: Kami telah melihat penurunan 30 persen tayangan di Tweet, yang diberi label ini," kata Roth dikutip CNN.
Belarus merupakan sekutu Rusia, dan merupakan titik wilayah yang digunakan sebagai peluncuran pasukan merah ke Ukraina. Serangan ke Ukraina saat ini masih berlangsung, dan masih memakan korban jiwa.
Sejumlah perusahaan teknologi sebelumnya juga membatasi penyebaran konten dari media yang dimoderasi oleh pemerintah Rusia, yaitu Russia Today News (RT News) dan Sputnik News.
Anak perusahaan ByteDance, TikTok membatasi akses beberapa akun media yang beroperasi di Uni Eropa itu. Keduanya diduga dikendalikan oleh Kremlin.
Meta, induk perusahaan Facebook, Instagram dan WhatsApp juga mengaku telah membatasi akses media di bawah kekuasaan Pemerintah Rusia. Hal itu dilakukan untuk membatasi pembingkaian informasi dari pemerintah Rusia, menurut laporan Wall Street Journal.
(can/fea)