Perang Rusia dan Ukraina tak hanya berlangsung di dunia asli, jagat maya juga tak luput dari serangan hacker anonymous yang menyasar situs penting Rusia.
Sekelompok hacker disebut telah meretas database Kementerian Pertahanan Rusia dan juga stasiun TV pemerintah untuk menyampaikan konten pro-Ukraina.
Ancaman ini dilancarkan setelah Rusia belum juga mengakhiri serangan ke Ukraina yang telah berlangsung sejak Kamis (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hacker juga secara terbuka telah menyatakan perang terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Usai pernyataan itu dibuat media pro pemerintah, Russia Today sempat sulit diakses akibat serangan Distributed Denial of Service (DDoS).
Kemudian serangan siber berlanjut pada situs resmi Kremlin dan Kementerian Pertahanan yang tidak dapat diakses beberapa waktu lalu.
Kemudian pada Senin (28/2), Anonymous juga mengklaim telah membajak sistem komputasi kapal pesiar milik Putin.
Kemarin Anonymous juga mengirimkan pesan video panjang pada Putin, yang isinya mengingatkan warga Rusia menentang perang, dan sanksi balal diberikan negara-negara barat akan melukai warga Rusia sendiri.
"Jika Anda terus mengambil jalan ini, Anda akan kehilangan dukungan dari rakyat Rusia, negara lain di seluruh dunia juga akan menolak bekerja saja dengan Anda, dan Anda akan menghadapi serangan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seluruh dunia," ujar sosok bertopeng di dalam video tersebut.
"Anggota Anonymous telah mendeklarasikan perang siber melawan rezim Anda yang agresif, dengan situs-situs pemerintah dijatuhkan dalam beberapa hari terakhir," sambungnya.
Meski demikian, kelompok peretas mengaku tindakan ini sebagai permulaan. Rusia disebut bakal merasakan kemarahan para hacker dunia, yang banyak di antaranya merupakan warga Rusia sendiri.
Terpisah, Russia Today secara terbuka menyebut masalah situsnya adalah perbuatan Anonymous, dan mengklaim serangan itu berasal dari Amerika Serikat.
"Setelah pernyataan oleh Anonymous, situs web Russia Today menjadi subjek serangan DDoS besar-besaran dari sekitar 100 juta perangkat, sebagian besar berbasis di AS," bunyi pernyataan Russia Today.
Namun, menurut konsultan di perusahaan keamanan siber AS Mandiant, Jamie Collier sulit memastikan apakah serangan ini benar-benar dilakukan oleh Anonymous atau dari pihak lain.
"Sulit untuk secara langsung mengaitkan aktivitas ini dengan Anonymous, karena entitas yang ditargetkan kemungkinan akan enggan untuk mempublikasikan data teknis terkait," kata dia dikutip The Guardian.
Tetapi Jamie tak menampik jika kelompok Anonymous punya rekam jejak dalam melakukan kegiatan semacam ini dan itu sangat sesuai dengan kemampuan mereka.
(can/mik)