Mengenal Deltacron, Gabungan Mutasi Virus Corona Varian Delta-Omicron

CNN Indonesia
Minggu, 13 Mar 2022 10:30 WIB
Ilustrasi. WHO mengkonfirmasi temuan varian baru virus corona penyebab Covid-19, yaitu Deltacron. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini telah mengkonfirmasi temuan varian SARS-CoV-2 anyar, yakni Deltacron. Varian yang diketahui telah terdeteksi di sejumlah negara Eropa seperti Prancis, Denmark, dan Belanda ini merupakan gabungan mutasi dari varian Omicron dan Delta.

Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) juga telah mengumumkan temuan Deltacron melalui situs resminya. GISAID menyebut, analisis sementara memberikan informasi bahwa Deltacron diturunkan dari garis keturunan GK/AY.4 dan GRA/BA.1.

GISAID melanjutkan, virus rekombinan yang diidentifikasi di beberapa wilayah Prancis oleh konsorsium EMERGEN ini telah beredar sejak awal Januari 2022. Adapun genome dengan profil serupa juga telah diidentifikasi di Denmark dan Belanda.

"Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah rekombinan ini berasal dari satu nenek moyang yang sama atau dapat dihasilkan dari beberapa rekombinasi serupa," tulis GISAID, dikutip Minggu (13/3).

Selain diidentifikasi di tiga negara Eropa itu, mengutip dari The Guardian, ada pula laporan tentang Deltacron yang terdeteksi di Amerika Serikat. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan sekitar 30 kasus telah terdeteksi di Inggris.

Ilmuwan Institut Pasteur Etienne Simon-Loriere tak menampik kemungkinan juga bahwa ada beberapa virus rekombinan berbeda yang terbentuk dari Delta dan Omicron ini.

Virus rekombinan merupakan virus yang terbentuk dari setidaknya dua virus lain. Ketika seorang individu terinfeksi dua jenis virus atau lebih, maka ada kemungkinan virus-virus tersebut mengalami percampuran genetik dan menghasilkan virus baru.

Ilustrasi. WHO mengkonfirmasi temuan varian baru virus corona penyebab Covid-19, yakni Deltacron. (CNN Indonesia/Safir Makki)

"Yang kita lihat di Prancis dan di Denmark atau Belanda terlihat sangat mirip dan mungkin rekombinan yang sama yang telah 'bepergian'," katanya.

Simon juga menyebut, ada kemungkinan rekombinan Deltacron yang dilaporkan di negara-negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat tampaknya menggabungkan bagian berbeda dari virus induknya. Oleh karena itu, varian tersebut kemungkinan berbeda dengan Deltacron yang terlihat di Prancis.

"Kami mungkin perlu mencari nama lain untuk menunjukkan rekombinan ini, atau mulai menambahkan nomor," lanjutnya.

Simak penjelasan mengenai Deltacron di halaman berikutnya..

Seberapa Bahaya Deltacron?


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :