Antisipasi Serangan Siber, Pemasok Internet Mau Tutup Akses Rusia

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 04:00 WIB
Dua perusahaan penyedia layanan internet berencana memblokir internet kabel optik di Rusia, mengantisipasi kemungkinan digunakan buat serangan siber.
Ilustrasi kabel serat optik. Dua perusahaan penyedia layanan internet berencana memblokir internet kabel optik di Rusia, mengantisipasi kemungkinan digunakan buat serangan siber. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Reaksi terhadap invasi Rusia ke Ukraina tak hanya datang dari berbagai negara, namun juga dari perusahaan teknologi. Dua perusahaan penyedia layanan internet berencana memblokir internet kabel optik di Rusia untuk mengantisipasi kemungkinan digunakan buat melakukan serangan siber.

Sebelumnya sejumlah perusahaan teknologi terkemuka seperti Facebook, Google, Twitter, Spotify, hingga Netflix telah bereaksi mengecam tindakan Rusia. Beberapa di antaranya membatasi sebagian layanan, sementara lainnya menutup sepenuhnya layanan mereka di negara tersebut.

Kini dua perusahaan penyedia layanan internet terbesar di dunia, Lumen Technologies dan Cogent Communications, turut mengikuti langkah perusahaan-perusahaan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka menyebut akan memblokir pelanggan Rusia dari jaringan mereka. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran jaringannya yang mungkin digunakan pemerintah Rusia untuk melayangkan serangan siber terhadap Barat.

Pemblokiran tersebut tentu akan memberi efek langsung pada warga Rusia yang semakin sulit mengakses internet.

Rusia sendiri saat ini tengah menjalankan program yang mereka sebut 'tirai besi digital' untuk membatasi informasi masuk ke negaranya. Hal ini dimaksudkan mengontrol narasi yang beredar tentang perang Rusia-Ukraina.

Program tersebut membuat kedua perusahaan fondasi internet ini terjebak antara membantu warga Rusia mengakses internet secara bebas dan memastikan layanan mereka tidak digunakan pemerintah Rusia menyebarkan disinformasi, propaganda, atau hal lain yang mungkin lebih buruk.

Dampak dari pemblokiran internet oleh kedua perusahaan tersebut diperkirakan sangat masif. Menurut situs resmi Lument dan Cogent, mereka setidaknya memiliki 965 ribu kilometer jaringan kabel serat optik  global yang memasok internet di lebih dari 50 negara.

Kedua perusahaan menegaskan langkah pemblokiran internet di Rusia hanya ditujukan untuk pemerintah, bukan warga Rusia. Sehingga hal-hal lain yang menjadi dampak dari langkah tersebut adalah efek samping yang sangat disayangkan.

"Kami sebagai perusahaan sangat percaya pada internet yang terbuka dan tanpa sensor," kata Dave Schaeffer, CEO Cogent, seperti dikutip dari CNN.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit," imbuhnya.

Menurut Schaeffer, memblokir Rusia adalah tindakan pencegahan terhadap serangan siber yang mungkin dilakukan melalui jaringan Cogent oleh pemerintah Rusia atau individu yang terkait dengannya.

Perusahaan yang berbasis di Washington D.C. ini akan memblokir sekitar 25 pelanggan yang berada di Rusia dan terlibat dengan jaringan pemerintah Rusia.

"Kami merasa kerugian dari potensi penggunaan koneksi untuk serangan siber melebihi kerugian dari penghentian layanannya," ujar Schaeffer.

Lebih lanjut Lumen mengutip alasan yang sama atas keputusannya memblokir internet di Rusia.

"Kami memutuskan memblokir jaringan karena meningkatnya risiko keamanan di dalam Rusia," kata Mark Molzen, Direktur Masalah Global Lumen.

"Kami belum mengalami gangguan jaringan tetapi mengingat lingkungan yang semakin tidak pasti dan risiko tindakan negara yang meningkat, kami mengambil langkah ini untuk memastikan keamanan jaringan kami dan pelanggan kami, serta integritas Internet global yang berkelanjutan," tambahnya.

(lom/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER