Rusia Tuding Google dan YouTube Lakukan Kegiatan 'Teroris'

CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2022 03:12 WIB
Regulator Rusia Roskomnadzor menuding aktivitas YouTube dan Google bersifat teroris yang mengancam warga Rusia. Foto: (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Regulator Rusia pada Jumat (18/3) menuding raksasa teknologi ASGoogle dan YouTube, telah melakukan kegiatan "teroris". Tudingan itu disampaikan sebagai langkah pertama menuju kemungkinan larangan akses

"Aktivitas administrasi YouTube bersifat teroris dan mengancam kehidupan serta kesehatan warga Rusia," kata regulator media Rusia Roskomnadzor, dikutip AFP dari kantor berita Interfax.

Badan pengawas itu juga menyoroti para pengguna YouTube yang menyebarluaskan seruan penutupan jalur komunikasi Rusia dan Belarus.

Tak hanya itu, Roskomnadzor juga menyatakan Google sebagai perusahaan yang terang-terangan sebagai anti-Rusia. Sehingga, badan pengawas tersebut menuntut perusahaan AS tersebut "berhenti menyiarkan video anti-Rusia sesegera mungkin."

Rusia adalah salah satu negara yang paling membatasi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi. Situasi tersebut memburuk beberapa minggu terakhir sejak operasi di Ukraina dimulai pada Kamis (24/2).

Pada awal Maret 2022, Rusia melayangkan kasus pidana terhadap Meta atas tudingan mengizinkan unggahan seruan pembunuhan orang Rusia, serta konten-konten kekerasan dari pasukan Rusia di tengah invasinya ke Ukraina.

Komite Investigasi Rusia melapor langsung kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, kasus kriminal telah dimulai terhadap Meta karena mengizinkan konten yang dianggap ilegal.

Rusia juga telah memblokir akses raksasa teknologi lainnya, seperti Facebook. Twitter, dan Instagram. Pada awal pekan ini (14/3), Rusia resmi memblokir Instagram sehingga akses bagi 80 juta pengguna di negara tersebut tertutup.

"Keputusan ini akan menutup akses 80 juta orang di Rusia dari satu sama lain, dan dari seluruh dunia karena 80 persen orang di Rusia mengikuti akun Instagram di luar negara mereka. Ini salah," ujar Bos Instagram Adam Mosseri di akun Twitternya.

Sementara itu, kantor berita Rusia menyebut WhatsApp tidak akan dibatasi karena dianggap sebagai alat komunikasi, bukan untuk mengirim informasi.



(afp/chri)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK