Ilmuwan Temukan Sampel Darah Orang Sehat Terkontaminasi Plastik

CNN Indonesia
Jumat, 25 Mar 2022 18:00 WIB
Ilmuwan melaporkan dalam jurnal telah menemukan mikroplastik di sampel darah orang dewasa sehat.
Ilustrasi. (iStockphoto/Design Cells)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mikroplastik dilaporkan terdeteksi di darah manusia untuk pertama kalinya. Deteksi partikel kecil ini ditunjukkan oleh 80 persen peserta yang diteliti ilmuwan.

Penelitian terbaru dari para ilmuwan menunjukkan partikel mikroplastik dapat bergerak di dalam tubuh, bahkan dapat menumpuk di dalam organ.

Meski dampak kesehatannya belum diketahui, para ilmuwan khawatir mikroplastik dapat menimbulkan kerusakan pada sel tubuh. Pasalnya jika itu terjadi, mikroplastik dapat menyebabkan kematian yang lebih awal pada orang-orang yang terkontaminasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plastik sendiri merupakan material yang lekat dengan kehidupan masyarakat modern. Material ini banyak ditemukan di peralatan rumah, bungkus kemasan, dan barang-barang penunjang aktivitas lainnya.

Sejumlah besar plastik dibuang setiap hari dan menumpuk sebagai limbah. Limbah-limbah tersebut perlahan terurai, namun tidak sepenuhnya hancur dan menyisakan mikroplastik yang mengontaminasi Bumi.

Manusia diketahui mengonsumsi partikel mikroplastik melalui makanan dan air, serta menghirupnya lewat udara.

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di Jurnal Environment International, ilmuwan menganalisis sampel darah dari 22 donor. Semua donor merupakan orang dewasa yang sehat dan pada mereka ditemukan 17 partikel plastik.

Setengah dari sampel mengandung plastik PET yang biasa digunakan dalam botol minuman, sementara sepertiga mengandung polistirena yang digunakan untuk mengemas makanan dan produk lainnya.

Sedangkan seperempat lainnya mengandung polietilen, bahan pembuat kantong plastik.

"Studi kami adalah indikasi pertama yang menunjukkan kita memiliki partikel polimer dalam darah kita - ini adalah hasil terobosan," kata Prof Dick Vethaak, ahli ekotoksikologi di Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda, seperti dikutip dari The Guardian.

"Tetapi kita harus memperluas penelitian dan meningkatkan ukuran sampel, jumlah polimer yang dinilai, dll." tambahnya.

Vethaak menyebut penelitian lebih lanjut tengah dilakukan oleh beberapa kelompok, karena hal ini bisa jadi mengkhawatirkan.

"Tentu saja masuk akal untuk khawatir," kata Vethaak.

"Partikel-partikel itu ada di sana dan bergerak ke seluruh tubuh," tambahnya.

Merujuk pada penelitian sebelumnya, Vethaak mengatakan penelitian tersebut telah menunjukkan temuan mikroplastik 10 kali lebih tinggi pada kotoran bayi dibanding dengan orang dewasa. Dengan kata lain bayi yang diberi botol plastik menelan jutaan partikel mikroplastik setiap hari.

"Kami juga tahu secara umum bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap paparan bahan kimia dan partikel," ujarnya.

Lebih lanjut, para peneliti tidak memberikan rincian ukuran partikel karena keterbatasan metode pengujian. Akan tetapi, mereka mengasumsikan partikel yang lebih kecil yang mendekati ukuran 700 nanometer akan lebih mudah diserap tubuh daripada partikel yang lebih besar yang berukuran sekitar 100 mikrometer, seperti dikutip Science Alert.

(lom/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER