Spotify Setop Layanan di Rusia Imbas Aturan Putin soal Invasi Ukraina
Aplikasi streaming musik Spotify menghentikan sepenuhnya layanan mereka di Rusia. Penghentian ini disebut sebagai imbas dari aturan baru tentang kebebasan berbicara yang dirilis pemerintah Rusia baru-baru ini.
Spotify secara resmi mengumumkan penghentian layanannya di Rusia pada Jumat (25/3) karena aturan kebebasan berbicara dapat memberikan risiko bagi karyawan Spotify serta pendengarnya.
Undang-undang baru yang disahkan pemerintah Rusia akan mengkriminalisasi mereka yang berbagi informasi tentang operasi Rusia di Ukraina, namun dianggap pemerintah sebagai "informasi palsu".
Aturan baru juga menghukum setiap bahasan yang mendiskreditkan militer, termasuk menggambarkan operasi di Ukraina menggunakan kata "perang", seperti dikutip Tech Crunch.
Keputusan Spotify untuk menarik diri dari Rusia menggarisbawahi keseimbangan yang perlu dicapai oleh perusahaan media Barat. Menurut mereka, memberikan berita kepada warga Rusia sambil menghadapi situasi invasi dan lingkungan bisnis Rusia akan cukup menyulitkan.
Spotify sendiri dikenal sebagai aplikasi streaming musik. Namun Spotify juga mendistribusikan konten yang beragam, salah satunya podcast dengan konten politik.
Sebelumnya Spotify telah lebih dulu menghentikan layanan berlangganan premium di Rusia, tetapi layanan musik gratis masih tersedia. Kemudian awal bulan ini mereka juga telah menutup kantor operasionalnya di Rusia dan menghapus konten dari media pemerintah Rusia.
"Spotify terus percaya bahwa sangat penting untuk mencoba menjaga layanan kami tetap beroperasi di Rusia untuk menyediakan berita dan informasi tepercaya dan independen di wilayah tersebut," kata juru bicara Spotify dalam sebuah pernyataan pada Jumat (25/3), seperti dikutip CNBC.
r
"Sayangnya, undang-undang yang baru-baru ini diberlakukan semakin membatasi akses ke informasi, menghilangkan kebebasan berekspresi, dan mengkriminalisasi jenis berita tertentu menempatkan keselamatan karyawan Spotify dan bahkan mungkin pendengar kami dalam risiko," tambahnya.
Sejumlah perusahaan teknologi termasuk Apple dan Google diketahui telah lebih dulu menghentikan layanannya di Rusia. Beberapa bank dan gerai retail seperti McDonald's dan Starbucks juga menghentikan operasionalnya di negara tersebut.
(lom/rds)