Pakar Rusia Ingatkan Risiko Phising Belanja Online Saat Ramadan di RI

CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2022 19:40 WIB
Kapersky, perusahaan antivirus asal Rusia, mengimbau masyarakat hati-hati aksi phising yang diprediksi merebak saat Ramadan.
Ilustrasi belanja online saat Ramadan 2022. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan keamanan internet Rusia, Kaspersky, mengimbau masyarakat Indonesia berhati-hati penipuan phishing selama bulan Ramadan.

Ramadan sudah semakin dekat dan masyarakat Indonesia telah memulai persiapan menyambut bulan suci tersebut.

Menurut Kaspersky, salah satu persiapan yang dilakukan keluarga di Indonesia saat mempersiapkan Ramadhan adalah berburu promo belanja online. Namun perburuan ini dibayangi potensi bahaya kejahatan siber, salah satunya phishing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pelaku kejahatan yang mengikuti tren dan kejadian terkini disebut kerap meluncurkan situs phishing untuk menyerang pengguna pada momen semacam ini.

Phishing merupakan ancaman penipuan online yang belakangan banyak terjadi. Menurut analisis terbaru Kaspersky pada 2021, sistem anti-phishing Kaspersky setidaknya berhasil memblokir 253,365 juta lebih tautan phishing secara global.

Secara total, 8,2 persen pengguna Kaspersky di berbagai negara dan wilayah di seluruh dunia telah menghadapi setidaknya satu serangan phishing tahun lalu.

Di Asia Tenggara, Filipina mencatat angka tertinggi terkait pengguna yang terkena upaya phishing pada 2021 dengan 9,9 persen. Kemudian diikuti Malaysia (8,49 persen) dan Thailand (7,93 persen).

Sedangkan Indonesia mencatat 7,7 persen, Vietnam 7,45 persen, dan Singapura 3,30 persen sekaligus menjadi persentase angka pengguna terendah yang terkena jenis ancaman ini.

Angka serangan phishing ke pengguna Indonesia pada 2021 disebut lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Pada 2020, pengguna yang terpapar serangan phishing mencapai 11,6 persen.

"Jumlah serangan phishing yang menurun tidak berarti data dan keuangan online kita lebih aman. Tahun lalu, kami telah mengamati penurunan di berbagai jenis ancaman seperti malware seluler dan phishing. Ini karena 'spray and pray' atau Teknik penyebaran random bukan lagi metode yang disukai para penjahat dunia maya," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky dalam sebuah keterangan resmi, Selasa (29/3).

"Data kami menunjukkan bahwa mereka sekarang memilih pendekatan yang lebih bertarget, menyelaraskan serangan dengan tren dan hari besar lokal terkini misalnya, dan bahkan membuat email phishing atau situs web palsu yang dipersonalisasi, dan mengirimkannya ke target yang diinginkan," tambahnya.

Lebih lanjut, tren belanja online dikatakan masih tetap tinggi pada 2021, begitu pula dengan tren phishing.

Analisis Kaspersky mengungkap halaman phishing paling sering dirancang meniru toko online (17,61 persen). Kemudian diikuti portal internet global (17,27 persen) di tempat kedua.

Selain itu sistem pembayaran (13,11 persen) naik ke posisi ketiga, naik 4,7 persen dibandingkan tahun 2020 menyalip perbankan (11,11 persen).

Menurut Kaspersky, 87 persen orang Indonesia telah menggunakan aplikasi pembayaran seluler bahkan jauh sebelum pandemi terjadi, ini disebut membuat pelaku kejahatan phishing menargetkan sektor ini dan akan meluncurkan lebih banyak upaya phishing selama musim perayaan hari besar.

"Belanja online dan pembayaran elektronik adalah bagian penting dari kegiatan perayaan dan liburan untuk banyak masyarakat. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat Indonesia untuk waspada terutama terhadap pengumuman penjualan dan penawaran menarik yang disampaikan melalui email, pesan teks, postingan media sosial, atau bahkan telepon," imbau Siang Tiong.

(fea/lom/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER