Gempa M 4,9 DIY Terjadi di Zona Benioff, Bukan di Sesar Aktif Dangkal
Gempa dengan Magnitudo 4,9 yang mengguncang Kabupaten Gunungkidul, Di Yogyakarta, pada Rabu (6/4), tak terjadi pada sesar aktif.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengungkap gempa pada 10.03.36 WIB ini mengguncang Gunungkidul, DIY, hingga Pacitan, Jawa Timur.
Pusat gempa ini terletak di koordinat 8,21 Lintang Selatan dan 110,57 Bujur Timur, tepatnya di laut pada jarak 24 kilometer arah barat daya Gunungkidul dengan kedalaman 123 kilometer.
Lihat Juga : |
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, jika melihat pusat gempa dan kedalamannya, gempa ini merupakan jenis gempa dengan kedalaman menengah akibat patahan pada bagian lempeng Indo-Australia yang menghujam ke bawah Pulau Jawa, tepatnya di zona Benioff.
"Gempa ini bukan jenis gempa subduksi megathrust dan bukan juga gempa akibat sesar aktif kerak dangkal (shallow crustal earthquake)," ujar Daryono kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/4).
"Gempa ini terjadi di Zona Benioff," imbuhnya.
Gempa megathrust merupakan gempa dengan kekuatan besar yang biasanya terjadi di zona subduksi. Sementara, zona subduksi merupakan zona pertemuan antara dua lempeng bumi yang posisinya saling tumpang tindih.
Gempa di Zona Benioff sendiri dapat terjadi karena pada lempeng Indo-Australia yang menghujam ke bawah Jawa tidak lagi landai tetapi sudah menukik. Lempeng yang tersubduksi lebih dalam ini ada bagian yang mengalami deformasi atau patah yang kemudian memancarkan gelombang gempa.
"Sebagai contoh Gempa Benioff yang merusak akhir-akhir ini adalah Gempa Selatan Jawa Timur yang terjadi pada 21 Mei 2021 dengan magnitudo 5,9 di kedalaman 110 km. Gempa ini merusak ratusan rumah di 7 kabupaten dan kota di Jawa Timur, khusunya Blitar dan Malang," tutur Daryono.
Gempa yang mengguncang wilayah Yogyakarta pagi ini dirasakan di wilayah Gunungkidul, Bantul, Sleman, Trenggalek dalam skala intensitas II MMI dan Pacitan II-III MMI.
Lebih lanjut, Daryono mensyukuri gempa di Yogyakarta tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, karena menurutnya, gempa dalam lempeng semacam ini mampu memancarkan guncangan sangat kuat di atas rata-rata gempa sekelasnya.
"Seperti halnya Gempa Benioff di selatan Jawa Timur meskipun magnitudonya relatif kecil 5,9 tetapi mampu merusak ratusan bangunan rumah," pungkasnya.
Menurut pantauan BMKG hingga Rabu (6/4) pukul 10.30 WIB, gempa Yogyakarta-Pacitan ini belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).