Saat Ramadan tiba, Rike menyebut tidak banyak yang berubah pada aktivitas risetnya. Ia tetap hadir ke kantor seperti di hari biasa, walaupun regulasi jam hadir berubah saat bulan Ramadhan 2022.
Periset yang mendapat gelar Doktor di Kyoto University ini menyebut aktivitas riset punya derajat kebebasan yang cukup besar. Sehingga, riset dan tugas mandiri tetap dapat berjalan dengan baik dengan manajemen waktu yang tepat.
"Semua saya jalankan melalui beberapa pengalaman selama bulan Ramadan dari tahun ke tahun sebagai proses pembelajaran. Saat ini pun saya masih merasa perlu belajar dan diingatkan bagaimana waktu yang sedikit ini dapat dimanfaatkan secara berkualitas, tidak sia-sia," tutur Rike.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginya, perlu ada pembagian waktu yang jelas antara ibadah, riset, keluarga, dan kehidupan sosial di saat Ramadan.
"Me-manage waktu saat ramadan, memang harus pandai-pandai antara waktu riset, bersosialita, membimbing, mengajar tanpa mengganggu waktu untuk memanfaatkan nilai2 keberkahan bulan Ramadan," katanya.
Lihat Juga :MEET THE GEEK Aeshnina Vs Plastik, dan Mimpi Gantikan Menteri LHK |
Untuk urusan keluarga, Rike meluangkan waktu satu kali dalam seminggu untuk berkumpul dengan anak-anaknya, karena mereka tinggal di lokasi yang berbeda.
"Selama bulan ramadan ini tentu saya mengharapkan waktu yang saya gunakan tidak saja berkualitas, tapi juga lebih banyak waktu untuk ibadah dan keluarga, di tengah-tengah keseharian aktivitas kerja," tandas ibu dua anak itu.
(lom/arh)