'Cuci Otak' Terawan Berbekal Testimoni, Pakar Sindir Batu Ponari

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 18:59 WIB
Pakar menganalogikan teknik 'cuci otak' Dokter Terawan dengan 'batu Ponari' dan 'tongkat Perkins' yang berbasis imajinasi kesembuhan.
Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan menkumham Yasonna Laoly termasuk pasien Terawan. (Foto: Adhi Wicaksono)

Perkins kala itu membanggakan 5 ribu kasus yang telah berhasil disembuhkan oleh tongkatnya. Bahkan, metoda penyembuhan tersebut disertifikasi oleh delapan profesor, empat puluh dokter, dan tiga puluh pendeta. Bahkan presiden Washington pun tergiur untuk membelinya.

Namun demikian, setelah kematian Perkins, dokter Inggris mulai meragukan kehebatan tongkatnya. Sehingga pada tahun 1799, Dr. John Haygarth melakukan uji coba. Ia merawat lima pasien rematik dengan tongkat kayu yang dibuat menyerupai logam.

Empat dari mereka melaporkan bahwa rasa sakitnya berkurang. Keesokan harinya pasien dirawat dengan tongkat logam dengan hasil yang sama. Dr. Haygarth melaporkan temuannya dalam publikasi berjudul 'On the Imagination as a Cause & as a Cure of the Disorders of the Body'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang melanjutkan Perkins memiliki banyak pendukung berpengaruh dan penjualan tongkat nya masih tetap berlanjut kala itu. Namun dengan kematian Putra Perkins pada tahun 1810, popularitas tongkat Perkins mulai menghilang.

"Belakangan ini media online dan televisi diwarnai berita pemberhentian seorang dokter ternama dari keanggotaan IDI. Beritanya semakin ramai dengan maraknya para tokoh masyarakat memberi testimoni yang menyatakan bahwa selama ini yang bersangkutan telah berhasil menyembuhkan ribuan orang dengan metoda terapi yang masih diperdebatkan manfaatnya, dan menjadi salah satu penyebab alasan pemberhentian." ujar Bambang.

"Sebagai sejawat yang telah menyatakan sumpah sebagai saudara kandung, tentu ikut prihatin dan sedih akan peristiwa tersebut, namun itu suatu keputusan yang telah diambil di forum tertinggi organisasi. Saya tak akan masuk dalam masalah itu," pungkasnya.

Terawan sendiri sudah menuliskan metode brain flushing dalam disertasinya di Unhas berjudul 'Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis'.

MKEK menduga ada tekanan terhadap Unhas untuk meloloskan disertasi itu. Selain itu, metode tersebut diragukan karena latar belakangnya sebagai seorang radiolog. Terlebih, belum ada penelitian ilmiah terbuka yang melibatkan IDI dan organisasi profesi terkait metode itu.

Dalam sebuah wawancara di situs Good To Know, Terawan disebut mengobati anggota grup Panber Benny Panjaitan yang sempat lumpuh selama setahun akibat stroke. Keberhasilan pengobatan ini pun menyebar.

"Bagi sebagian orang, saya adalah dukun," kata Terawan dikutip dari Good to Know.

Setelah itu, ragam pejabat, tokoh nasional, selebritas, hingga WNA datang berduyun-duyun mencoba metode cuci otak itu. Maka, ketika Terawan dipermasalahkan keanggotaannya di IDI, para politikus, anggota DPR, menteri, ramai-ramai membelanya.

(khr/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER