CEO Twitter Klaim Elon Musk Tak Akan Masuk Dewan Direksi

CNN Indonesia
Senin, 11 Apr 2022 13:42 WIB
Miliarder Elon Musk batal gabung jajaran direksi Twitter. (Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)
Jakarta, CNN Indonesia --

CEO Tesla Elon Musk disebut sudah memutuskan untuk tidak bergabung dengan dewan direksi Twitter meski menjadi pemegang saham individu terbesar di platform media sosial itu.

Hal itu diungkapkan CEO Twitter Parag Agrawal melalui kicauannya pada Minggu (10/4) malam waktu setempat.

"Penunjukan Elon Musk bergabung ke dewan efektif secara resmi dimulai pada Sabtu (9/4), tetapi Elon mengatakan pada pagi yang sama bahwa dia tidak akan lagi bergabung dengan dewan," kata Agrawal dalam tweet yang dilansir CNN.

"Saya percaya ini yang terbaik. Kami akan selalu menghargai masukan dari pemegang saham kami meskipun mereka ada atau tidak di dewan direksi. Elon adalah pemegang saham terbesar kami dan kami akan tetap terbuka untuk masukannya," imbuhnya.

Juru bicara Twitter juga mengonformasi keputusan Elon Musk untuk tidak masuk di dewan direksi itu sambil merujuk pada pernyataan Agrawal.

Dinamika terkait Elon Musk itu terjadi sekitar sepekan setelah Twitter (TWTR) mengungkapkan rencana untuk menunjuk bos SpaceX itu sebagai bagian jajaran dewan direksinya hingga 2024.

Sebelumnya, Elon Musk telah membeli 9,2 persen saham di Twitter sekaligus menjadikannya pemegang saham terbesar perusahaan. Sebagai bagian dari kesepakatan pembelian tersebut, ia akan masuk dan bergabung sebagai dewan direksi.

Bahkan, Elon Musk juga telah setuju untuk tidak mengakuisisi lebih dari 14,9 persen saham perusahaan untuk bisa membuatnya masuk sebagai dewan direksi Twitter.

Musk juga berharap untuk bekerja dengan Agrawal dan dewan Twitter lainnya untuk membuat peningkatan signifikan pada Twitter dalam beberapa bulan mendatang.

Sejauh ini, belum ada penjelasan lebih lanjut penyebab perubahan keputusan Elon Musk itu. Hanya saja, dalam beberapa pekan terakhir, ia berkicau soal Twitter untuk membuka lebar kebebasan berpendapat dan mendorong algoritmanya menjadi open source.

Elon Musk juga telah melakukan survei kepada pengikutnya pekan lalu tentang penggunaan tombol edit, fitur lama yang memecah belah banyak pengguna Twitter.

Sejumlah karyawan juga mengaku risau dengan posisinya di Twitter, terutama terkait kebijakan penindakan tegas terhadap akun-akun provokatif seperti mantan Presiden AS Donald Trump.

(ttf/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK