Dampak 'Harta Harun' Rare Earth Dikeruk Bertahun-tahun di RI

China mampu mendominasj pasokan mineral dalam bidang LTJ, dan dianggap mampu membangun dominasi atas industri LTJ karena peraturan lingkungan yang lemah. 

Biaya rendah, metode polusi tinggi memungkinkan China untuk melampaui pesaing dan menciptakan pijakan yang kuat di pasar LTJ internasional. 

Pasar ini sekarang sedang booming, dan China meningkatkan produksinya untuk paruh pertama 2021 lebih dari 27 persen, mencapai rekor tingkat ekstraksi LTJ karena permintaan meningkat.

Tambang rare earth paling terkenal di China adalah Bayan-Obo, tambang LTJ terbesar di dunia. Bahkan yang lebih terkenal dari tambang itu sendiri adalah kolam tailing yang dihasilkannya: ada lebih dari 70 ribu ton thorium radioaktif yang tersimpan di area tersebut. 

Dikutip dari Harvard International Review, hal ini dianggap menjadi masalah yang lebih besar karena kolam tailing tidak memiliki lapisan perlindungan yang baik.

Sementara itu Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono menyebut konsentrasi logam tanah jarang di Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur tidak terlalu besar.

"Memang logam tanah jarang yang ada di Indonesia itu kami identifikasi keberadaannya tersebar di beberapa lokasi. Kalau di Lapindo ada, tapi konsentrasinya tidak terlalu besar," kata Eko kepada CNNIndonesia.com, tanpa merinci angka konsentrasinya, Rabu (13/4).

Eko menerangkan keberadaan logam tanah jarang di Indonesia sudah teridentifikasi di beberapa lokasi. Selain di Jawa Timur, ada juga di Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat dan Sumatera Utara.

Meski begitu, Eko menambahkan ESDM masih perlu melakukan kajian lebih detail lagi terkait keberadaan logam tanah jarang di lokasi lain di Indonesia. Termasuk, seberapa besar potensinya.