EUREKA!

Jejak Ibnu Sina, Razi, hingga Abulcasis di Sejarah Bedah Modern

CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2022 11:11 WIB
Sejarah pembedahan tak lepas dari peran tiga pakar kedokteran dunia Islam, Ibnu Sina alias Avicenna, Muhammad ibn Zakariya Ar-Razi alias Rhazes, serta Abulcasis.
Pembedahan modern menggunakan bahan alami catgut yang kian tipis dan kuat. (Foto: University of Maryland School of Medicine (UMSOM)/Handout via REUTERS)

Selama Abad Pertengahan, para biarawan diminta menerjemahkan pengetahuan lama dari buku-buku yang dijarah dari peradaban sebelumnya. Sedikit inovasi medis pun terjadi selama abad kelima hingga ke-15.

Pada abad ke-16 hingga ke-18, Ambroise Paré (1510-1590), pria Prancis berlatar belakang ahli bedah militer, menghindari membakar luka terbuka dengan minyak mendidih dan memperkenalkan kembali metode ligasi atau perekatan luka yang direkomendasikan oleh Galen, Celsus dan Avicenna.

Meskipun penggunaan jahitan tersebar luas pada abad ke-19, sebagian besar ahli bedah di zaman itu masih lebih suka memakai teknik membakar luka ketimbang bertaruh dengan nyawa pasien akibat potensi infeksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 1867, terobosan untuk pembedahan digdang-gadang oleh Lord Joseph Lister yang berjudul The Antiseptic System: On a New Method of Treating Compound Fracture, Abses.

Lister adalah orang pertama yang mengaitkan keberadaan bakteri atau virus, yang ia sebut 'pengaruh jahat dari atmosfer yang tidak murni', dengan infeksi.

Dia pun berspekulasi jika bakteri di celah bahan jahitan dapat dihilangkan, bahan tersebut dapat dibiarkan dengan aman di tempatnya dengan ujung yang dipotong pendek.

Dalam eksperimen pertamanya pada manusia di 12 Desember 1867, ia menginisiasi proses sterilisasi alat jahit dengan merendam catgut dalam larutan asam karbol yang dicampur minyak zaitun dan sedikit air.

Lister mencatat, "Penyembuhan terjadi tanpa nanah dan tanpa pembengkakan atau nyeri yang luar biasa."

Dalam hal bahan jahitan, catgut saat ini juga dibuat dengan menggunakan proses yang sama seperti yang digunakan 100 tahun yang lalu dengan sejumlah penyempurnaan. Catgut atau yang kini dikenal plain gut berbahan dasar di antaranya daging sapi (Amerika Serikat), kambing India atau Pakistan.

Teknik dan bahan itu pun menjadi dasar jahitan luka dan bagian penting bedah operasi hingga kini.

(can/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER