Elon Musk Mau Ambil Alih Twitter, Bercanda Atau 'Caper' Ala Miliarder?

CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2022 07:50 WIB
Upaya miliarder Elon Musk mengakuisisi 100 persen saham Twitter dianggap sebagai bagian dari candaannya sekaligus meningkatkan citra dirinya.
Elon Musk dinilai hanya ingin menguatkan citranya lewat tawaran pembelian 100 persen saham Twitter. (Foto: AFP/PATRICK PLEUL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Upaya CEO Tesla Elon Musk mengambil alih 100 persen saham Twitter dinilai sebagai bentuk usaha mencari perhatian sekaligus memperkuat citra diri di media sosial favoritnya itu.

Musk mulanya membeli 9,2 persen saham Twitter dan menjadikannya sebagai individu pemilik saham terbesar. Berdasarkan kesepakatan, dia akan ditempatkan sebagai anggota Dewan Direksi baru Twitter.

Dalam perkembangannya, Musk menolak ada di posisi Dewan Direksi Twitter. Tidak ada alasan jelas di balik penolakannya tersebut, meski ia tetap melontarkan kicauan-kicauan soal potensi perombakan di Twitter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga disebut memiliki ide untuk memperkuat kembali jaringan sosial Twitter, usai melakukan diskusi bersama pendirinya, Parag Agrawal dan Jack Dorsey.

Lewat kepemilikan saham tersebut, sejumlah pihak menilai Elon Musk akan mengubah kebijakan sesuai dengan keinginannya, khususnya kebijakan Twitter untuk memoderasi konten, salah satunya kebijakan sensor akun dan kicauan hoaks, atas nama kebebasan berpendapat.

Hal ini menjadi perdebatan global dan para karyawan, salah satunya karena bisa menghidupkan kembali akun provokatif macam mantan Presiden AS Donald Trump.

Selain itu, Musk dan Twitter juga memiliki catatan hubungan yang panjang dan rumit sebelumnya. Keduanya pernah terlibat perselisihan hukum dengan Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) atas kicauannya tentang keuangan Tesla.

Tak hanya itu, Elon Musk bahkan pernah melontarkan kritik pedasnya di Twitter yang mempertanyakan komitmen perusahaan atas kebebasan berpendapat di media sosial.

"Jika dewan [direksi] Twitter saat ini mengambil tindakan yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham, mereka akan melanggar kewajiban fidusia mereka. Kewajiban yang akan mereka tanggung akan sangat besar," kicaunya, di Twitter.

Tak berhenti di 9,2 persen saham, Elon Musk kembali membuat sensasi dengan mengajukan penawaran untuk membeli semua saham Twitter (TWTR) yang belum dia kuasai.

Menurut data pengajuan di SEC, Kamis (14/4), Musk menawarkan untuk mengakuisisi semua saham di Twitter yang bukan miliknya seharga US$54,20 atau Rp778.282(kurs Rp14,359 per dolar AS) per lembar saham.

Namun, misinya itu mendapat hambatan. Pangeran Al-Waleed bin Talal, yang merupakan salah satu pemegang saham terbesar Twitter, menolak mentah-mentah penawaran Elon Musk.

Penolakan itu berujung pada aksi saling balas cuitan di antara keduanya. Dimulai dari balasan Musk atas pernyataan Al-Waleed. Musk tak tinggal diam. Dia berkicau merepons Pangeran Saudi itu.

"Seberapa besar kepemilikan Kerajaan [Saudi] terhadap Twitter, langsung mau pun tidak langsung? Apa pandangan dari Kerajaan terhadap hak kebebasan berpendapat pada jurnalis?," sindir Musk, diduga menyindir pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Terlepas dari itu, pertanyaan besar muncul ketika orang terkaya di dunia versi Forbes ini (dengan harta senilai US$219 miliar atau Rp3.148 triliun (asumsi kurs Rp14.376 per dolar)), masih ingin membeli seluruh saham sebuah platform media sosial, Twitter. Apa motivasinya?

"Semua orang masih akan menyalahkan saya dalam segala hal," kata Musk saat wawancara di TED, dikutip dari CNN.

"Jika saya mengakuisisi Twitter dan ada yang tidak beres, itu adalah kesalahan saya 100 persen. Dan saya pikir akan ada beberapa kesalahan," lanjutnya.

Bersambung ke halaman berikutnya...

[Gambas:Video CNN]



Tujuan Elon Bukan Uang, tapi Masa Depan Peradaban

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER