Elon Musk telah berulang kali menekankan dalam beberapa hari terakhir bahwa tujuannya membeli seluruh saham Twitter adalah untuk meningkatkan kebebasan berbicara di platform dan bekerja untuk membuka potensi luar biasa yang dimiliki Twitter.
Perusahaan tampaknya bersiap untuk terjadinya drama akuisisi yang berlarut-larut. Dewan Direksi Twitter pada Jumat (15/4) mengumumkan menjalankan 'Rights Plan' para pemegang saham dalam durasi terbatas untuk merespons upaya proposal akuisisi Elon Musk senilai total US$43 miliar.
Strategi ini dikenal dengan istilah 'poison pill' yang biasa dilakukan untuk menangkal usaha pengambilalihan perusahaan dengan cara membatasi penjualan saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Reuters, poison pill akan mencegah siapapun untuk mengumpulkan saham di perusahaan lebih dari 15 persen. Sebab, jika itu terjadi maka pemegang saham yang lain diizinkan menambah kepemilikan mereka dari harga saham yang terdiskon.
Meski begitu, ada keraguan sejumlah pihak terhadap kemampuan Elon Musk untuk mendapatkan uang tunai untuk membiayai kesepakatan hampir US$42 miliar itu meski berstatus orang terkaya sedunia.
"Saya tidak yakin saya benar-benar dapat memperolehnya," aku Musk.
Saham Twitter sedikit berfluktuasi pada Kamis (14/4). Namun, sebagian besar tetap flat dan ditutup sekitar US$45, jauh di bawah harga penawaran Musk sebesar US$54,20 per saham. Kurangnya antusiasme menunjukkan skeptisisme investor tentang kesepakatan yang akan dilakukan.
"Ini bukan cara menghasilkan uang. Perasaan intuitif saya yang kuat adalah bahwa memiliki platform publik yang dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban," dalih Musk di konferensi TED.
Di sisi lain, para pengikut Elon Musk di Twitter menyebut tawaran pengambilalihan saham itu bertujuan untuk meningkatkan reputasinya sendiri dan mempertahankan suaranya di platform favoritnya itu.
Musk diketahui telah lama menggunakan Twitter untuk membangun mereknya dan berkomunikasi dengan lebih dari 80 juta pengikutnya, sekaligus menjelek-jelekkan orang-orang yang dia pandang sebagai pencelanya.
Dalam konteks itu, tawarannya akan sejalan dengan sejarah panjang orang kaya yang membeli properti media sebagai cara untuk menopang citra mereka.
"Penawaran Elon Musk untuk membeli Twitter adalah upaya putus asa bagi Musk untuk menarik perhatian. Dia hanya menawarkan untuk membeli Twitter karena Twitter adalah tempat di mana Musk paling populer," David Trainer, CEO firma riset New Constructs.
Bahkan, beberapa pengguna Twitter mengatakan harga penawaran Musk, U$54,20 per saham, berisi angka "420," yang biasa digunakan Musk untuk membuat lelucon terkait ganja. Sama seperti saat ia melontarkan kicauan palsu tentang pembelian 100 persen saham Tesla senilai US$420 per lembar saham.
(ttf/arh)