Kominfo Ungkap Alasan Warga IKN Kurang Paham Siaran TV Digital

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Apr 2022 10:54 WIB
Ilustrasi siaran tv analog di IKN. (Foto: ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) Dedy Permadi mengungkap alasan di balik kurang pahamnya masyarakat di Ibu Kota Negara (IKN) terkait rencana menonaktifkan siaran TV analog.

Menurut Dedy Permadi, sejauh ini sosialisasi siaran TV digital di IKN dilakukan melalui kanal komunikasi existing dan koordinasi bersama Pemerintah Daerah. Selain itu juga dilakukan melalui penayangan informasi pada siaran TV analog.

"Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan informasi yang diterima oleh masyarakat IKN atas migrasi siaran digital terbatas karena sebagian besar masyarakat di area IKN menggunakan TV parabola atau TV Satelit sehingga tidak memerlukan siaran analog untuk menikmati siaran televisi," ungkap Dedy kepada CNNIndonesia.com, Jumat (22/4).

Lanjut Dedy, di area IKN tidak ada pemancar siaran analog lantaran lokasinya yang jauh dari perkotaan.

"Jika ada rumah tangga yang menerima sinyal analog, sinyal tersebut diterima jauh dari pusat yakni Balikpapan," lanjutnya.

Meski begitu, Dedy memastikan, seiring dengan proses pembangunan IKN, maka ketersediaan siaran digital juga akan ditingkatkan Kominfo.
Pemerintah melalui Kominfo akan melakukan suntik mati atau ASO (analog switch off) terhadap siaran T analog mulai 30 April. ASO bakal dilakukan dalam tiga tahap.

Tahap pertama digelar paling lambat dimulai 30 April 2022 di 56 wilayah layanan siaran di 166 kabupaten dan kota.

Tahap kedua dimulai 25 Agustus 2022 di 31 wilayah layanan siaran meliputi 110 kabupaten dan kota dan tahap ketiga mulai 2 November 2022 di 25 wilayah layanan siaran yang meliputi 65 kabupaten dan kota.

Sebelumnya diberitakan bahwa sebagian masyarakat di IKN mengaku tidak tahu rencana pemerintah terkait migrasi TV analog ke digital. Mayoritas masyarakat di sekitar area sudah menggunakan TV kabel atau antena parabola di rumah untuk menyaksikan siaran TV.

"Saya di rumah pakai TV kabel, tidak pakai antena. Di sini juga jarang orang yang pakai antena, banyaknya pakai Matrix [Parabola]. Tapi, tetap juga sinyal kadang bagus kadang hilang," ucap Hasanudin, tokoh masyarakat di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU.

Senada, Tetua Adat Suku Balik di Sepaku, Kalimantan Timur Sihbudin mengungkapkan saat ini tidak ada gangguan untuk siaran televisinya. Bahkan menurutnya tidak ada informasi detail terkait migrasi siaran dari analog ke digital tersebut. Meskipun ia mengaku pernah melihat berita migrasi siaran di berita.

"Sementara di sini juga agak susah jaringan. Hanya beberapa stasiun TV saja yang bisa. Misalnya TVOne, itu kadang hilang kadang ada. Kami di sini pakai Matrix, kalau antena tidak bisa [dapat siaran]."

"Kalau kami di sini belum paham. Tapi mungkin nanti ada ahli yang bisa bantu kami di sini. Mungin tukag servis antena bisa lebih paham," sebut Sihbudin.

Infografis Ciri-ciri Perangkat TV Digital. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
(ttj/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK