Elon Musk Dinilai Bakal Telan Pil Pahit dari Ide Sulap Bisnis Twitter

CNN Indonesia
Minggu, 01 Mei 2022 10:49 WIB
Sejumlah analis menilai upaya CEO Tesla Elon Musk menyulap Twitter dengan sebagai mesin pencetak uang agaknya akan sulit terealiasi. (REUTERS/Dado Ruvic).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah analis menilai upaya CEO Tesla Elon Musk menyulap Twitter dengan sebagai mesin pencetak uang agaknya akan sulit terealiasi.

Salah satunya rencana monetisasi atau mematok tarif untuk kicauan viral yang berasal dari akun terverifikasi di Twitter.

Meski demikian, Musk belum secara detail mengungkap bagaimana ia akan menjalankan sisi bisnis Twitter. Ia cuma mengatakan antusiasmenya untuk menghasilkan uang dari mode akun berlangganan.

"Selain menganjurkan kebebasan berbicara, Musk belum mengartikulasikan visi bagaimana menjadikan (Twitter) platform bisnis, termasuk siapa kompetitor terbesarnya," terang Analis Strategi Kreatif Carolina Milanesi, dilansir AFP, Minggu (1/5).

Sebelumnya, ada pembahasan bahwa Musk akan menghilangkan model iklan Twitter dan mengandalkan sistem berlangganan.

Ide tersebut langsung ditentang oleh Analis Baird Equity Research Colin Sebastian. Ia menilai ide tersebut tak layak diterapkan.

Sebastian juga meragukan sistem akun premium. Sebaliknya, sistem itu berpotensi memangkas jumlah pengguna.

"Elon Musk telah melontarkan ide untuk membuang model pendapatan iklan," kata Sebastian.

Pada saat yang sama, ada peluang unggahan-unggahan lebih kontroversial bermunculan. Lauren Walden, yang mewakili perusahaan khusus pemasaran digital Tinuiti malah khawatir rencana tersebut bila diimplementasikan akan menciptakan lingkungan toxic (beracun).

Lagipula, sambung Lauren, ide Musk untuk menumpas bot dan verifikasi identitas pengguna malah bisa melanggar hak privasi. Keinginan Musk mengusung kebebasan berbicara pun menjadi kontra dengan ide bisnisnya.

"Beberapa proposal yang diajukan Musk mungkin sebenarnya saling bertentangan," kata Profesor Sosiologi Universitas Duke Chris Bail menimpali Lauren.

Ia juga mengkritik ide Musk membuat Twitter sebagai platform open-source. Menurut dia, saat platform dibuat open-source, berarti pengguna memiliki kontrol, termasuk menciptakan aktor-aktor yang tahu bagaimana menyebarkan pesan mereka dengan lebih baik.

"Secara paradoks, platform open-source sebenarnya dapat memudahkan troll untuk mendominasi platform," imbuhnya.

Sebelumnya, Musk sepakat untuk membeli Twitter dengan harga US$44 miliar. Musk akan mengambil alih Twitter di tengah kesibukannya menjalankan Tesla, perusahaan pengeboran terowongan Boring Company, SpaceX, dan proyek Neuralink demi mensinkronkan otak dengan komputer.

Bail mengaku sempat berhenti dan berpikir sejenak bahwa Musk memiliki keahlian di perusahaan teknik. Namun masalahnya, Twitter bukan perusahaan teknik. "Ini bukan tentang mengajari mobil untuk mengemudi sendiri, ini tentang melayani kepentingan orang," tandasnya.



(els/bir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK