Gerah, Suhu Terpanas Bumi Diprediksi Cetak Rekor 2026

CNN Indonesia
Kamis, 12 Mei 2022 05:49 WIB
Peningkatan suhu tersebut rata-rata terjadi dalam periode lima tahunan, termasuk pada periode sebelumnya, 2017-2022.
Ilustrasi suhu panas Bumi cetak rekor pada 2026. (Foto: Drew Angerer/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Laporan iklim tahunan terbaru menyebut 93 persen kemungkinan terjadinya rekor suhu terpanas Bumi sekitar 4 tahun lagi, atau pada 2026.

Peningkatan suhu tersebut rata-rata terjadi dalam periode lima tahunan, termasuk pada periode sebelumnya, 2017-2022.

Target menahan kenaikan rata-rata suhu Bumi untuk tidak melewati 1,5 derajat pada Perjanjian Paris membuat berbagai negara diminta untuk mengurangi emisi gas rumah kaca demi membatasi pemanasan global tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Studi ini menunjukkan bahwa kita semakin mendekati target sementara dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim," kata Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, WMO (World Meteorological Organization).

"Angka 1,5°C bukanlah statistik acak. Akan tetapi lebih merupakan indikator titik di mana dampak iklim akan menjadi semakin berbahaya bagi manusia dan bahkan seluruh planet," lanjutnya.

Laporan tersebut juga menyebut pemanasan global telah berada dalam ambang batas yang stabil sejak 2015. Namun, meningkat menjadi 10 persen selama lima tahun terakhir dan hampir 50 persen untuk periode 2022-2026 mengutip UN.

Jika negara-negara di dunia masih terus memproduksi gas rumah kaca, suhu Bumi disebut Taalas akan terus meningkat.

"Di samping itu, lautan akan terus menjadi lebih hangat dan lebih asam, es laut dan gletser akan terus mencair, permukaan laut akan terus naik, dan cuaca akan menjadi lebih ekstrem. Pemanasan Arktik sangat tinggi dan apa yang terjadi di Kutub Utara akan mempengaruhi kita semua," ujarnya.

PBB menyatakan, risiko terkait iklim lebih tinggi untuk pemanasan global 1,5 derajat, tetapi lebih rendah dari pada 2 derajat.

"Prediksi iklim terbaru kami menunjukkan bahwa kenaikan suhu global akan terus berlanjut. Bahkan kemungkinan di antara 2022 dan 2026 akan ada tahun di mana pemanasan global melebihi 1,5 derajat di atas tingkat pra-industri," kata Dr. Leon Hermanson dari UK Met Office, yang memimpin laporan.

Menurutnya satu tahun melampaui 1,5 derajat tidak berarti telah melanggar ambang batas ikonik dari Perjanjian Paris, tetapi itu mengungkapkan, Bumi semakin mendekati situasi di mana 1,5 derajat dapat terlampaui untuk waktu yang lama.

Laporan WMO tentang keadaan iklim global menyatakan, tahun lalu suhu rata-rata global mencapai 1,1 derajat di atas garis dasar pra-industri. Sedangkan lapor akhir untuk tahun 2021 baru akan dirilis pada 18 Mei.

WMO mengatakan peristiwa La Nino berturut-turut pada awal dan akhir tahun 2021 memiliki efek pendinginan pada suhu global. Namun, ini hanya sementara dan tidak membalikkan tren pemanasan global jangka panjang.

Badan tersebut menambahkan, setiap perkembangan peristiwa El Nino akan memicu suhu Bumi. Seperti yang terjadi pada 2016 yang tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah.

(ttf/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER