Bintik Matahari Raksasa Muncul, Ilmuwan Ingatkan Potensi Badai Magnet

CNN Indonesia
Jumat, 22 Apr 2022 06:55 WIB
Ahli menjelaskan bintik Matahari yang muncul ukurannya ratusan juta kilometer persegi, ini berarti jauh lebih besar dari diameter Bumi.
Ilustrasi. Wilayah aktif yang dinamakan AR2192 ini merupakan bintik Matahari besar seluas 128 ribu kilometer. (nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua kelompok bintik Matahari baru berukuran besar muncul di permukaan Matahari. Saking besarnya, bintik Matahari ini melampaui Bumi.

Dikenal sebagai 'daerah aktif' 2993 dan 2994 (AR2993 dan AR2994), kelompok bintik Matahari baru ini tampaknya juga diikuti kelompok bintik Matahari ketiga yang tersembunyi di balik wilayah timur laut Matahari, yang tampaknya telah menyebabkan suar Matahari kuat beberapa hari lalu.

Setiap kelompok bintik tersebut terdiri dari beberapa bintik Matahari dan mencakup area seluas ratusan juta kilometer persegi, yang berarti jauh lebih besar dari diameter Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bintik Matahari sendiri disebabkan gangguan magnetik di fotosfer Matahari, bagian yang memperlihatkan lapisan yang relatif lebih dingin di bawahnya.

Lebih lanjut, pengikatan dan pelepasan magnet Matahari terjadi dalam siklus 11 tahun, dengan setiap siklus Matahari memiliki fase aktivitas rendah dan tinggi. Siklus aktivitas Matahari telah diberi nomor sejak 1775, ketika perekaman aktivitas bintik Matahari dimulai.

Siklus Matahari sendiri berkaitan dengan munculnya aktivitas bintik Matahari. Saat ini, kata dia, Siklus Matahari 25 belum mencapai puncaknya. Artinya, akan ada lebih banyak aktivitas bintik Matahari pada masa yang akan datang.

"Saya yakin kita akan melihat [wilayah aktif] yang lebih besar selama beberapa tahun ke depan," kata fisikawan surya Dean Pesnell dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, seperti dikutip dari Live Science.

"Wilayah aktif 2993 dan 2994 berukuran sedang dan tidak mewakili yang terbesar yang dapat dihasilkan Solar Cycle 25," tambahnya.

Pesnell mengatakan siklus saat ini diperkirakan akan mencapai aktivitas maksimumnya pada akhir 2024 atau awal 2025. Energi dari wilayah aktif Matahari dapat dilepaskan sebagai radiasi (solar flare) dan coronal mass ejections (CMEs), yang merupakan bola plasma super panas.

Suar matahari dan CME semacam itu dapat menciptakan aurora yang indah, tetapi juga dapat menimbulkan bahaya bagi jaringan listrik, satelit, jaringan komunikasi, dan bahkan berpotensi bagi penjelajah ruang angkasa di luar perlindungan medan magnet Bumi.

(lom/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER