Penyebab Google Menyatakan Bangkrut di Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2022 13:36 WIB
Google bertubi-tubi kena denda dari Rusia dan tak sanggup membayar hingga akhirnya mengajukan kebangkrutan.
Google bertubi-tubi kena denda dari Rusia dan tak sanggup membayar hingga akhirnya mengajukan kebangkrutan. (istockphoto/volkan.basar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Google bakal resmi angkat kaki dari Rusia setelah menyatakan bangkrut di negara yang sedang perang dengan Ukraina tersebut.

Rekening bank milik Google di Rusia telah disita pemerintah. Google juga disebut tidak mampu membayar gaji, kompensasi dan menjalankan operasional perusahaan di negara tersebut.

"Sejak 22 Maret 2022, Google diramal akan bangkrut karena tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya. Tuntutan untuk membayar pesangon dan (atau) remunerasi staf yang bekerja atau sebelumnya bekerja di bawah kontrak kerja, dan (atau) kewajiban untuk membuat pembayaran wajib dalam jangka waktu yang ditentukan," tulis catatan ke Registrasi Keuangan Rusia dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google dilaporkan menghasilkan 134,3 miliar rubel atau sekitar US$2,086 miliar (Rp30,7 triliun) di Rusia pada 2021 dan mempekerjakan lebih dari 100 orang.

Pemasukan itu merupakan 8 persen dari pendapatan Google yang dipakai untuk membayar denda ke pemerintah Rusia. Pada Desember 2021, Rusia mendenda Google 7,2 miliar rubel (US$98 juta USD) atau sekitar Rp1,4 triliun karena gagal menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Rusia dari platformnya.

Pendapatan Google di Rusia juga berkurang setelah saluran TV Rusia mengklaim pihak berwenang menyita 1 miliar rubel (sekitar US$15 juta) atau sekitar Rp220 miliar dari Google pada April setelah tidak memulihkan akses ke akun YouTube saluran tersebut.

Regulator komunikasi Rusia juga mengancam akan menjatuhkan denda sebesar 8 juta rubel (US$95 ribu) atau sekitar Rp1,4 miliar pada Google setelah menghapus video 'ilegal' dari YouTube.

Pendapatan Google yang didapat di Rusia itu disebut habis untuk membayar denda atas banyaknya pelanggaran yang dilakukan. Kondisi itu membuat Google tak mampu mempertahankan kantornya di Rusia.

"Penyitaan rekening bank Google Rusia oleh otoritas Rusia telah membuat kantor kami di Rusia tidak dapat berfungsi, termasuk mempekerjakan dan membayar karyawan, membayar pemasok dan vendor serta memenuhi kewajiban keuangan lainnya," kata juru bicara Google dalam sebuah pernyataan dilansir The Verge.

Setelah Rusia menginvasi Ukraina yang dimulai pada Maret lalu, Google menangguhkan penjualan iklan di Rusia. YouTube milik Google juga melarang iklan di saluran media yang didukung pemerintah Rusia serta memblokir saluran tersebut sepenuhnya.

"Google Rusia telah menerbitkan pemberitahuan tentang niatnya untuk mengajukan kebangkrutan," imbuhnya.

Belum ada laporan jumlah total uang yang telah dikeluarkan Google atas denda yang diberikan pemerintah Rusia.

Rusia tidak melarang layanan Google di negaranya, akan tetapi Facebook dan Instagram milik Meta tidak diberikan izin beroperasi sana.

Meski demikian, Google mengatakan layanan gratisnya akan tetap tersedia di Rusia.

"Orang-orang di Rusia mengandalkan layanan kami untuk mengakses informasi berkualitas dan kami akan terus menyediakan layanan gratis seperti Penelusuran, YouTube, Gmail, Maps, Android, dan Play," tambah juru bicara Google.

Google menjadi perusahaan teknologi besar pertama yang mengajukan kebangkrutan di Rusia akibat invasinya ke Ukraina.

Meski banyak kegiatan yang juga ditangguhkan pemerintah Rusia, Apple, Meta dan Microsoft belum menyatakan bangkrut seperti Google.

Selain Google, McDonald's juga telah mengumumkan akan meninggalkan Rusia. Perusahaan makanan cepat saji itu disebut akan menjual restoran setelah lebih dari 30 tahun di negara tersebut.

(ttf/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER