Google cabang Rusia resmi menyatakan bangkrut setelah raksasa teknologi tersebut kesulitan membiayai operasionalnya karena rekening bank mereka disita pihak berwenang Rusia.
Pakar komunikasi digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menyebut langkah pemerintah Rusia tersebut sebagai wujud balas dendam Rusia ke Amerika Serikat (AS). Pasalnya, AS banyak menjatuhkan sanksi kepada Rusia usai memutuskan mulai menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
"Ini sebagai imbas dijatuhkannya sanksi kepada Rusia oleh negara-negara Barat. Akibat sanksi itu, dalam kenyataannya Rusia mengalami keguncangan ekonomi," terang Firman kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk menunjukkan masih digdayanya Rusia, dilakukanlah tindakan balasan berupa pemblokiran aset-aset ekonomi pada perusahaan, yang memberi kontribusi besar pada Pemerintah Amerika. Google salah satunya, dan Apple maupun Facebook sebelumnya," lanjutnya.
Lihat Juga : |
Langkah Rusia memblokir rekening bank Google membuat Google tidak bisa melakukan operasionalnya di negara tersebut. Google tidak bisa membayar karyawan lokal di Rusia serta tidak bisa membayar vendor-vendor yang bekerja sama dengannya di sana.
Selain itu, kewajiban membayar denda juga turut memberatkan operasional Google di Rusia.
Meski Google telah menyatakan kebangkrutan dan hengkang dari Rusia, sejumlah layanan gratis seperti mesin pencarian, Google Maps, Android, dan YouTube masih dapat dinikmati oleh pengguna di negara tersebut.
"Tak semua unit bisnis Google berhenti beroperasi di Rusia, layanan-layanan yang diberikan secara gratis, seperti Google Maps, Android dan Youtube, masih tetap beroperasi," tutur Firman.
Namun absennya sebuah entitas bisnis informasi dapat berdampak secara luas menurut Firman.
"Layanan-layanan google yang tak hadir sepenuhnya akan memengaruhi arus produksi, distribusi dan konsumsi informasi itu," jelas Firman.
"Padahal 80 persen kehidupan hari ini, telah dipindahkan umat manusia global, ke perangkat-perangkat yang dilayani industri informasi," imbuhnya.
Lihat Juga : |
Lebih lanjut, Reuters melaporkan Google sudah tidak sanggup lagi mempertahankan kantor cabangnya di Rusia.
Google dilaporkan menghasilkan 134,3 miliar rubel atau sekitar US$2,086 miliar (Rp30,7 triliun) di Rusia pada 2021 dan mempekerjakan lebih dari 100 orang.
"Penyitaan rekening bank Google Rusia oleh otoritas Rusia telah membuat kantor kami di Rusia tidak dapat berfungsi, termasuk mempekerjakan dan membayar karyawan, membayar pemasok dan vendor serta memenuhi kewajiban keuangan lainnya," ujar juru bicara Google dalam sebuah pernyataan dilansir The Verge.
(lom/fea)