Tindakan agresif di jalanan terjadi lagi, kali ini melibatkan pengemudi memukuli pengemudi lainnya di jalan tol Jakarta pada Sabtu (4/6). Praktisi keselamatan berkendara menilai kejadian seperti ini banyak terjadi, namun terkadang tak lanjut ke ranah hukum lantaran damai.
Pemukulan itu terjadi di ruas jalan tol dalam kota, Gatot Subroto, Jakarta pada sekitar pukul 12.40 WIB. Kasus ini makin heboh karena pelaku, FM, menggunakan mobil pelat nomor 'RFH' dan yang dipukuli adalah anak Anggota DPR.
Aksi pemukulan itu terekam video dan sempat viral di media sosial. Korban kemudian melaporkan kejadian ke kepolisian dan pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu menilai kasus kekerasan di jalan masuk ke dalam contoh yang disebut road rage adalah perilaku agresif/arogan yang ditunjukkan pengendara kepada pengguna jalan lainnya.
Kata dia perilaku ini termasuk penghinaan kasar dan verbal, berteriak, ancaman fisik atau perilaku mengemudi berbahaya yang ditargetkan kepada pengemudi lain, pejalan kaki atau pengguna jalan lainnya. Ini dikatakan dalam upaya mengintimidasi atau melepaskan kekesalan atau ketidaksukaannya
"Fakta: Kasus-kasus seperti ini banyak mengakibatkan tindak anarkis/fisik, perusakan NAMUN berakhir dengan tidak berlanjutnya menjadi kasus hukum = Damai dengan pertimbangan restorative justice," tulis Jusri dalam keterangan kepada media, Senin (6/6).
Ia menjelaskan lima pemicu pengemudi menjadi agresif:
1. Berhubungan dengan kekuasaan (pejabat/ormas - instansi hukum/TNI/Polri)
2. Rombongan (motor/fans club/jenazah/komunitas/pemerintahan)
3. Membawa senjata
4. Dimensi kendaraan lebih besar
5. Kendaraan yang dikemudikan lebih mahal dan mewah
Kemudian Jusri juga mengungkap tiga penyebab road rage:
1. Kesadaran aturan hukum & tatib berlalu lintas di jalan yang lemah
2. Kesadaran berbagi (empati) yang lemah
3. Penegakan hukum pasca kejadian yang kurang tegas (law enforcement)
Jusri mengatakan untuk menghindari hal demikian, ada beberapa hal yang dapat diterapkan pengemudi.
"Sediakan waktu spare untuk setiap perjalanan, sehingga Anda tidak dalam tekanan waktu saat mengemudi," kata Jusri.
Lalu rencanakan rute perjalanan, hindari titik macet, selalu tertib berlalu lintas dan antisipasi segala kemungkinan terburuk, misalnya menjaga jarak dengan kendaraan lain.
"Lalu mengalah kepada pengguna jalan yang agresif, karena jika terjadi insiden, kedua belah pihak yang terlibat akan rugi," ucap dia.
(ryh/fea)