Bill Gates Sebut Kripto dan NFT Contoh Greater Fool Theory, Apa Itu?
Greater Fool Theory disebut co-founder Microsoft, Bill Gates saat berbicara soal investasi kripto dan Non-Fungible Token (NFT). Gates menyebut dua instrumen itu bergantung kepada teori tersebut.
"Aset-aset seperti itu 100 persen bergantung kepada semacam Greater Fool Theory bahwa ada orang yang akan membayar lebih mahal daripada yang saya lakukan," ujar Gates dalam forum yang diadakan Tech Crunch," kata Gates.
Lihat Juga : |
Mengutip Investopedia, Greater Fool Theory adalah seseorang bisa mendapatkan uang dari membeli aset yang terlewat mahal karena biasanya ada orang yang lebih bodoh yang akan membeli itu dengan harga yang lebih tinggi.
Namun karena bersifat spekulatif, stok orang-orang yang terlalu bodoh itu akan habis. Alhasil, harga dari barang tersebut akan jatuh.
Seseorang yang berinvestasi menurut teori ini akan tidak memikirkan kualitas dari aset tersebut. Mereka hanya bergantung kepada persediaan orang yang lebih bodoh yang akan membeli aset itu.
Harga Bitcoin sering disebut sebagai contoh dari investasi berdasar teori ini. Kripto dianggap tidak punya nilai intrinstik, menghabiskan banyak energi dan hanya terdiri dari banyaknya kode yang disimpan dalam jaringan komputer.
Sementara itu, VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto menyebut The Greater Fool Theory dalam literatur keuangan adalah Anda tidak boleh berinvestasi dalam sesuatu jika nilainya hanya bergantung pada penjualannya kepada orang lain dengan nilai lebih tinggi.
Saat ini kondisi pasar kripto sendiri memang dalam tren turun atau bearish. Tren ini dialami oleh banyak koin, salah satunya bitcoin yang mencapai level terendah dalam 18 bulan terakhir.
Meski demikian, Cenmi menyebut investasi di aset kripto masih sangat layak dilakukan untuk para investor.
"Masih sangat layak. Situasi market yang saat ini sedang anjlok memang terjadi tidak hanya di kripto saja, saham juga terkena imbas dari gonjangan makroekonomi dan geopolitik yang semakin memburuk," katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (17/6).
Menurutnya, jika kondisi inflasi dan tekanan geopolitik mereda, maka kondisi ini akan kembali bergerak positif.
Melihat riwayat bear market atau crypto winter pada 2018, menurut Cenmi, butuh waktu kurang lebih dua tahun bear market selesai dan harga mulai kembali naik atau mencapai ATH.
"Jika pola ini berulang ada kemungkinan para investor yang bertahan di kondisi pasar saat ini baru akan mendapatkan imbal hasil tinggi di 2025, satu tahun setelah halving di 2024," tuturnya.
"Jadi kurang lebih dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk bull market datang kembali," imbuhnya.
Kemudian menurut Cenmi, kondisi market saat ini hanya koreksi sementara dan fase bearish ini justru baik dan sehat untuk industri.
Kondisi semacam ini disebut Cenmi seperti seleksi alam untuk memilah mana proyek kripto yang baik dan mana yang tidak, sehingga peluang untuk yang lebih besar di masa mendatang.
Tips Berinvestasi
Lebih lanjut, ada beberapa tips yang dapat digunakan investor ketika berinvestasi di aset kripto. Hal paling utama dari investasi pada aset kripto adalah harus tetap tenang dan jangan panik selama bear market terjadi.
Cenmi menyebut investor dapat menggunakan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan Buy The Dip di mana membeli sejumlah aset kripto di saat pasar mengalami koreksi bearish yang signifikan.
"Strategi ini sendiri dapat menjadi peluang yang menguntungkan, ketika market kembali bull run," terangnya.
Selain itu, strategi short selling saat harga aset kripto turun bisa diterapkan.
"Short positioning ini akan menguntungkan saat nilai aset tertentu mengalami penurunan. Namun, perlu diingat pelajari dahulu teknis short selling, karena dibutuhkan prediksi yang tepat atas pergerakan harga kripto," kata Cenmi.
Ketika market mengalami bearish dan aktivitas transaksi menurun, investor dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan riset.
Investor dapat mempelajari berbagai jenis aset kripto yang saat ini tersedia di market di market atau mencari lebih banyak strategi investasi untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang.
(lom/lth)