Lubang Hitam Raksasa Lahap Planet Tiap Detik, Bumi Terancam?

ttf | CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2022 06:18 WIB
Ilustrasi. Sebuah lubang hitam yang memakan benda langit seukuran bumi setiap detik ditemukan. (Foto: iStockphoto/Cappan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lubang hitam super-besar ditemukan berada di antariksa. Lubang hitam itu terus-menerus memakan benda langit seukuran bumi setiap detiknya. Apakah bumi juga terancam? 

Para astronom menemukan lubang hitam itu tumbuh begitu cepat dan bersinar 7000 kali lebih terang dari seluruh penghuni di Bima Sakti. Mereka juga menyebut lubang hitam tersebut tumbuh paling cepat dalam 9 miliar tahun terakhir.

Mengutip Live Science, lubang hitam yang disebut SMSS J114447.77.430859.3 atau disingkat J1144 ini berjarak 7 miliar tahun untuk melahap Bumi. Lubang tersebut memiliki massa 2,6 miliar kali massa Matahari atau 500 kali lebih besar dari Sagitarius A, lubang hitam terbesar di Bima Sakti.

"Para astronom telah memburu obyek seperti itu selama lebih dari 50 tahun. Mereka menemukan yang lebih redup, tetapi lubang hitam yang luar biasa terang ini entah kenapa terlewatkan," kata pimpinan penelitian, Christopher Onken, astronom dari Australian National University.

Para astronom Australia menemukan lubang hitam super besar ini menggunakan data dari Australian National University's Sky Mapper Southern Sky Survey. Tujuan dari data itu adalah memetakan langit di Bumi bagian selatan secara keseluruhan.

Kemampuan J1144 memakan planet terbilang rakus dibanding yang lain, yang membuat pertumbuhannya sangat masif. Para ilmuwan menduga, bencana kosmik yang katastropik menjadi penyebab lahirnya lubang hitam super besar itu.

"Mungkin dua galaksi saling bertabrakan, yang menyebabkan banyak material yang menjadi makanan lubang hitam itu," katanya.

Biasanya lubang hitam tidak dapat dilihat karena tidak memancarkan cahaya. Namun para astronom dapat melihat lubang hitam karena gravitasinya yang kuat menarik materi menuju cakrawala.

Peristiwa itu terjadi begitu cepat sehingga materi ini berubah menjadi plasma super panas, yang mengeluarkan cahaya dalam cincin di sekitar lubang hitam.

Lalu, bagaimana nasib Bumi? Hasil analisis para pakar menyebut cahaya dari lubang hitam ini telah berjalan tujuh miliar tahun cahaya untuk sampai ke Bumi. Artinya, jika pun hendak menuju Bumi dalam kecepatan cahaya, lubang hitam itu butuh 7 miliar tahun untuk sampai.

Selain itu, massa lubang hitam ini sekitar 2,6 miliar kali massa dari Matahari, ukuran yang cukup pantas untuk lubang hitam super besar.

Mengutip Science Alert, lubang hitam super besar ini sebelumnya tak terdeteksi lantaran berada di 18 derajat di atas piringan galaksi. Survei sebelumnya gagal menemukan lubang hitam itu karena hanya memindai mendekati 20 derajat dari piringan Bima Sakti.

"Sejarah yang malang telah berubah menjadi keberuntungan untuk kami. Pencarian terhadap obyek yang jauh menjadi sangat sulit ketika Anda melihat secara dekat piringan Bima Sakti, ada banyak bintang di latar depannya yang menjadikan pencarian sumber bintang langka pada latar belakangnya," kata Onken.

Tim peneliti sekarang mencoba untuk menentukan mengapa lubang hitam besar itu tetap sangat haus akan materi. Para ilmuwan menduga, peristiwa kosmik bencana harus bertanggung jawab atas kelahiran kekosongan raksasa ini.

"Mungkin dua galaksi besar saling bertabrakan, menyalurkan banyak materi ke lubang hitam untuk memberinya makan," kata Onken. 

(lth)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK