Sebuah bintik matahari (sunspot) raksasa yang berukuran tiga kali besar Bumi disebut sedang melontarkan energinya. Bumi pun diakui dalam 'jangkauan tembaknya'.
Bintik matahari itu tumbuh berlipat ganda dengan cepat dalam 24 jam dan dapat meledakkan flare atau suar kategori sedang dalam waktu dekat.
"Kemarin sunspot AR3038 besar. Hari ini besar sekali. Bintik matahari itu telah tumbuh berlipat ganda dengan cepat dalam 24 jam," tulis Tony Phillips, penulis SpaceWeather.com dikutip dari Space.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika bintik matahari melontarkan semburan massa koronal (CME), yang merupakan partikel bermuatan yang menghadap Bumi, ada kemungkinan partikel tersebut akan berinteraksi dengan medan magnet kita dan menciptakan cahaya warna-warni di atmosfer yang dikenal sebagai aurora.
Namun, Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), yang memantau semburan matahari dan ledakan lainnya, belum mengeluarkan peringatan aurora saat ini.
Diketahui, matahari sangat aktif pada musim semi dengan mengirimkan banyak suar kategori sedang (M) dan tinggi (X) saat aktivitas tumbuh dalam siklus bintik matahari reguler 11 tahun.
Biasanya CME tidak berbahaya, paling tidak hanya membuat pemadaman radio secara singkat bersama dengan datangnya aurora berwarna-warni. Namun, pada kejadian langka, CME dapat mengganggu infrastruktur penting seperti satelit atau saluran listrik.
Itu sebabnya NASA dan NOAA memantau matahari sepanjang waktu. Selain itu, misi Parker Solar Probe NASA terbang sangat dekat dengan matahari secara berkala untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal usul bintik matahari dan untuk lebih memahami cuaca luar angkasa yang diciptakan matahari.
(ttf/arh)