Riset Pengalaman Pengguna: Telkomsel Keok di Kalimantan dan Sulawesi
Riset terbaru yang dilakukan Opensignal menyebut sinyal Telkomsel lemah di Kalimantan dan Sulawesi. Hasil itu terbit dalam Laporan Pengalaman Jaringan Seluler Juli 2022.
Opensignal adalah standar global independen untuk menganalisis pengalaman seluler konsumen. Laporan tersebut menjadi panduan definitif untuk memahami pengalaman nyata yang diterima konsumen di jaringan nirkabel.
Berdasarkan hasil data penelitian diketahui jika jaringan Telkomsel tergolong lemah di Kalimantan dan Sulawesi. Hal itu berdasarkan indikasi lima kategori pada overall experience, yakni video, games, voice, download dan upload.
Di Pulau Kalimantan, jaringan 3 lebih mendominasi kekuatan sinyal untuk video, games, voice dan upload dan hanya kalah di kecepatan download dari XL yang juga kuat di video. Sedangkan untuk Games dan voice experience 3 berbagi kekuatan dengan Smartfren.
Sementara di Sulawesi, Telkomsel juga tidak memiliki taring kekuatan sinyal. Indosat mendominasi di pemutaran video, upload dan download yang berbagi dengan XL. Untuk games dan voice experience, 3 dan smartfren yang paling kuat sinyalnya.
Tak hanya itu, Telkomsel juga menempati peringkat terbawah dalam hal Availability di tingkat regional Kalimantan dan Sulawesi. Smartfren tampil menjadi satu-satunya operator 4G di Indonesia yang mendominasi Availability untuk kategori ini di lima wilayah.
Availability Telkomsel di Kalimantan berdasarkan riset tersebut adalah 89,5 persen. Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan Indosat dan 3 yang bisa mencapai 98,4 dan 97,5 persen di Kalimantan.
Sedangkan di Sulawesi, availability Telkomsel berada di angka 93,1 persen. Lagi-lagi kalah dari Indosat dan 3 yang mencapai 98,3 dan 97,2 persen.
Availability yang dimaksud bukan ukuran jangkauan geografis jaringan. Tetapi berapa proporsi waktu orang memiliki koneksi jaringan, di tempat yang paling sering mereka kunjungi yang dianggap sering terlewatkan oleh metrik jangkauan tradisional seperti di Kalimantan dan Sulawesi.
Melihat kapan pengguna memiliki koneksi jaringan internet operator tertentu juga memberikan informasi refleksi yang lebih tepat tentang pengalaman pengguna yang sebenarnya.
Opensignal juga juga melacak kejadian yang membuat pengguna seluler paling frustrasi, yakni ketika tidak ada sinyal untuk terhubung sama sekali. Zona mati paling umum yang dihadapi pengguna terjadi di dalam ruangan, karena sebagian besar data ketersediaan dikumpulkan di dalam ruangan.
"Metrik ketersediaan riset ini juga menggunakan pendekatan yang berpusat pada pengguna berbasis waktu yang melengkapi metodologi yang berpusat pada pengguna dan berbasis geografis yang digunakan oleh metrik jangkauan kami," bunyi pernyataan Opensignal.
Ketersediaan menunjukkan proporsi waktu semua pengguna Opensignal di jaringan operator memiliki koneksi 3G, 4G, atau 5G.
"Peta cakupan menunjukkan lokasi tempat kami menerima pengukuran dari pengguna yang terhubung dengan 3G atau layanan seluler yang lebih baik. Setiap peta memberikan indikasi area di mana dimungkinkan untuk mendapatkan layanan seluler dari operator seluler tersebut," pungkasnya.
(ttf/lth)