Suhu Panas RI Naik Dalam 40 Tahun Terakhir, Berikut Wilayah Terdampak

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jul 2022 18:18 WIB
Fenomena dalam 40 tahun terakhir di Indonesia ini membuktikan pemanasan global juga dirasakan sampai di dalam negeri.
Ilustrasi. Suhu panas di Indonesia bagian barat dan tengah naik. (Foto: PublicDomainPictures/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan peningkatan suhu permukaan di Indonesia dalam 40 tahun terakhir. Sejumlah wilayah yang terdampak di Indonesia bagian barat dan Tengah.

Menurut Dwikorita, fenomena ini membuktikan pemanasan global juga dirasakan sampai di dalam negeri.

"Berdasarkan analisis hasil pengukuran suhu permukaan dari 92 Stasiun BMKG dalam 40 tahun terakhir, menunjukkan kenaikan suhu permukaan lebih nyata terjadi di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah," ujar Dwikorita dikutip dari dalam keterangan tertulis, Kamis (7/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga merinci sejumlah wilayah yang terjadi kenaikan suhu permukaan. Di antaranya Pulau Sumatera bagian timur, Pulau Jawa bagian utara,

Kalimantan dan Sulawesi bagian utara. Keempat wilayah ini mengalami tren kenaikan suhu lebih dari 0,3 derajat celcius per dekade.

Dwikorita mengungkapkan peningkatan suhu permukaan tertinggi tercatat terjadi di Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Kota Samarinda, yaitu 0,5 derajat celcius per dekade.

Sementara itu wilayah Jakarta dan sekitarnya suhu udara permukaan meningkat dengan laju 0,40 - 0,4 derajat celcius per dekade.

"Secara rata-rata nasional, untuk wilayah Indonesia, tahun terpanas adalah tahun 2016 yaitu sebesar 0,8 °C dibandingkan periode normal 1981-2010 (mengikuti tahun terpanas global), sementara tahun terpanas ke-2 dan ke-3 adalah tahun 2020 dan tahun 2019 dengan anomali sebesar 0,7 °C dan 0,6 °C," kata Dwikorita.

Dwikorita menurutkan, hasil analisis BMKG tersebut senada dalam laporan Status Iklim 2021 (State of the Climate 2021) yang dirilis Badan Meteorologi Dunia (WMO) Mei 2022.

"WMO menyatakan bahwa hingga akhir 2021, suhu udara permukaan global telah memanas sebesar 1,11 °C dari baseline suhu global periode pra-industri (1850-1900), di mana tahun 2021 adalah tahun terpanas ke-3 setelah tahun 2016 dan 2020," ucapnya.

Lebih lanjut Dwikorita mengutip laporan WMO jika dekade terakhir 2011-2020 adalah rekor dekade terpanas suhu di permukaan Bumi. Fenomena alam ini diyakini karena pemanasan global yang disebabkan ulah manusia.

Suhu udara naik diikuti perubahan suhu laut

Terpisah,Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan perubahan suhu udara permukaan juga diikuti oleh perubahan suhu permukaan laut.

"Hasil analisis menunjukkan suhu permukaan laut di Indonesia juga terus meningkat, dengan laju yang lebih kuat setelah periode dekade 1960-an yaitu sebesar 0,2°C per dekade," kata Ardhasena lewat keterangan resmi, Kamis (7/7).

Ardhasena menjelaskan hasil analisis suhu udara permukaan global menurut perhitungan Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan (NOAA) Amerika Serikat, pada bulan Mei 2022 menunjukkan rata-rata anomali sebesar +0,178 derajat celcius.

Suhu itu disebut Ardhasena lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar normal klimatologi periode 1991-2020.

Melihat kecenderungan trend kenaikan suhu permukaan yang terus terjadi, kata Ardhasena,WMO menyatakan terdapat peluang sebesar 20 persen kenaikan suhu udara permukaan global dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.

Hal ini disebutnya akan melebihi nilai ambang batas komitmen Kesepakatan Paris sebesar 1,5 derajat celcius.

"Maka dari itu, sangat urgent bagi negara-negara untuk meningkatkan aksi mitigasi gas rumah kaca untuk menekan laju kenaikan pemanasan global," tandasnya.

(can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER