TikTok Dituding Berlakukan Aturan Diskriminatif di 14 Negara

can | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jul 2022 18:22 WIB
Tiktok dituding berlakukan aturan diskriminatif kepada anak-anak Foto: AFP/LIONEL BONAVENTURE
Jakarta, CNN Indonesia --

Aplikasi milik ByteDance, TikTok disebut memiliki syarat dan ketentuan yang mendiskriminasi anak di bawah umur di 14 negara termasuk Indonesia. Hal itu diketahui berdasarkan laporan dari organisasi nirlaba, FairPlay.

Dalam laporan berjudul Global platforms, partial protections: Design discriminations on social media platforms, FairPlay mengkaji tiga media sosial yakni TikTok, Whatsapp dan Instagram di 14 negara berbeda termasuk Amerika Serikat, Brasil, Britania Raya, serta Indonesia. Mereka menemukan ketiganya memberlakukan level privasi dan keamanan untuk anak yang berbeda-beda di masing-masing tempat.

Menurut laporan FairPlay, TikTok cukup bermasalah dalam hal tersebut. Bersamaan dengan publikasi Fairplay, Tiktok menjadi target tunggal dari surat bersama yang ditandangani oleh 30 kelompok hak digital dan keamanan anak, terkait keamanan perangkat dan hak anak.

Mereka meminta Tiktok menawarkan "Safety by Design" dan "Children's Rights by Design diberlakukan secara global. TikTok saat ni hanya menyediakan standar tinggi di wilayah seperti Eropa, yang regulatornya telah mengambil tindakan lebih dahulu perihal keamanan anak saat daring

Mengutip informasi lain dalam laporan Fairplay, sebanyak 39 organisasi perlindungan anak dan advokasi hak digital dari 11 negara telah ikut menandatangani surat petisi kepada CEO TikTok, Shou Zi Chew.

Petisi itu mendesak TikTok untuk mengatasi diskriminasi desain utama yang disorot oleh laporan Fairplay.

Hal ini termasuk perbedaan di mana TikTok menawarkan pengalaman desain "sesuai usia" untuk anak di bawah umur, seperti pengaturan default ke pribadi (seperti yang terjadi di Inggris dan pasar Uni Eropa tertentu).

Sedangkan di beberapa negara, desain TikTok secara default diperuntukkan untuk orang berumur 17 tahun.

Mengutip Tech Crunch, laporan tersebut juga mengidentifikasi TikTok gagal menyediakan lembar syarat dan ketentuan dalam bahasa ibu para pengguna mudanya. TikTok juga tidak transparan perihal batasan umur minimal.

Hal tersebut membuat terkadang TikTok menyediakan informasi kontradiktif bagi para penggunanya. Alhasil, pengguna menjadi kesulitan apakah layanan itu sesuai dengan mereka.

"Banyak pengguna muda TikTok bukan orang Eropa; Pasar terbesar TikTok ada di Amerika Serikat, Indonesia, dan Brasil. Semua anak dan remaja berhak mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan usianya, bukan hanya mereka yang berasal dari Eropa," kata penulis laporan tersebut.

Fairplay sendiri melakukan riset dengan melibatkan para peneliti yang berbasis di London dan Sydney. Mereka menganalisa kebijakan privasi dan syarat serta ketentuan dari masing-masing platform.

Jaringan riset lokal dari belahan dunia lainnya juga terlibat. Mereka antara lain ikut mengatur eksperimen beragam setelan bawaan yang ditawarkan kepada remaja 17 tahun di pasar yang berbeda.

(lth)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK