Pada Agustus 2013, CIA sebetulnya sudah membuka dokumen yang sudah dideklasifikasi. Dalam dokumen itu, mereka mengakui untuk pertama kali bahwa Area 51 adalah situs rahasia militer AS.
Hal itu dilakukan merespon permintaan Freedom of Information Act (FOIA) yang diajukan Jeffrey T. Richelson dari George Washington University National Security Archive. Dalam dokumen itu, terungkap sejarah dari program pengintaian aerial U-2 dan A-12 OXCART yang dibangun dan diuji di Area 51.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CIA juga mengklaim, Area 51 berstatus rahasia demi menjaga informasi dari Uni Soviet, daripada menutupi penemuan pesawat alien. Namun demikian, pada 11 Juli 2019, lebih dari 1,5 juta orang mengatakan mereka akan menghadiri acara Facebook berjudul "Storm Area 51, They Can't Stop All of Us".
Rencananya, mereka akan menyerbu Area 51 untuk melihat alien. "Kami bertujuan mendirikan sesuatu yang unik di sini, titik temu untuk mereka yang percaya. Datang ke area itu untuk melihat dunia dipenuhi musik, seni, dan berkemah di bawah bintang," tulis mereka dalam situs resminya.
Akan tetapi, acara tersebut batal dilakukan karena keterbatasan infrastruktur.
Teori konspirasi soal UFO cukup melekat di masyarakat AS. Bahkan menurut sebuah survey yang dilakukan YouGov pada 2019, 54 persen orang dewasa di AS meyakini pemerintah mengetahui lebih banyak tentang UFO daripada apa yang mereka informasikan kepada publik.
(lom/lth)