Sultan AlNeyadi resmi sebagai astronaut dunia Arab pertama yang bergabung dengan misi selama enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Kenapa bisa?
Sebelumnya, Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan misi ke ISS lewat kerja sama Pusat Luar Angkasa Mohammed bin Rashid (MBRSC) dengan Axiom Space, perusahaan infrastruktur dan penerbangan antariksa manusia, pada April. MBRSC kemudian menunjuk AlNeyadi sebagai astronaut pada misi tersebut.
Menurut kantor berita negara WAM, dikutip dari Gulf Business, UEA akan menjadi negara kesebelas dalam sejarah yang mengirim misi jangka panjang ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AlNeyadi terpilih dari beberapa opsi astronaut UEA untuk menjadi astronaut Arab pertama yang terlibat dalam misi luar angkasa jangka panjang ke ISS. Dia akan bergabung dengan misi NASA, Space-X, dan Crew-6 yang dijadwalkan meluncur pada paruh pertama 2023 dari Kennedy Space Center Florida, AS.
Selama misi tersebut, AlNeyadi akan melakukan banyak eksperimen ilmiah yang mendalam sebagai bagian dari Program Astronaut UAE.
Menyusul pengumuman AlNeyadi sebagai perwakilan astronaut dari UAE, Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengatakan UAE memperkuat posisinya di sektor luar angkasa dan AlNeyadi merupakan inspirasi bagi pemuda Emirat dan Arab.
Menurutnya, AlNeyadi adalah panutan "bagi pemuda Emirat yang kami banggakan, dan akan menjadi duta besar untuk semua orang Arab dalam perlombaan luar angkasa".
Lihat Juga : |
Dikutip Space, ia menekankan UAE membangun fondasi sektor vital ini dengan memasok kader nasional yang berkualitas, meluncurkan proyek ilmiah lebih lanjut terkait eksplorasi ruang angkasa, dan mendukung industri terkait.
AlNeyadi akan menjadi astronaut UEA kedua yang terbang ke luar angkasa setelah Hazza Al-Mansouri yang menghabiskan delapan hari di ISS pada 2019. Saat itu, ia meluncur ke luar angkasa dengan roket Soyuz Rusia dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan.
Bedanya, Hazza hanya tinggal di stasiun itu selama delapan hari. Sementara itu, penerbangan Kru-6 AlNeyadi akan menjadi misi berdurasi penuh sekitar enam bulan di luar angkasa.
Sultan AlNeyadi pun mengungkapkan rasa terima kasih dan kegembiraannya karena dipilih untuk misi tersebut. Dia mengaku akan "mengibarkan bendera UAE setinggi-tingginya di luar angkasa sekali lagi".
Lihat Juga : |
"Dari lubuk hati saya ucapkan terima kasih. Bangga menjadi bagian dari Program Luar Angkasa Nasional UEA, yang, terlepas dari misinya yang beragam, memiliki satu tujuan menyeluruh: untuk mencapai keunggulan Emirat di sektor luar angkasa global," kicaunya.
Dikutip dari spacfacts, pria yang memiliki seorang istri dan empat orang anak itu lahir di Umm Ghafa, UEA, pada 23 Mei 1981.
Menurut International Astronautical Federation, AlNeyadi mengikuti jejak ayahnya masuk ke dunia militer. Ia kemudian ditugaskan untuk belajar Teknik Komunikasi dengan memulai pendidikan tingginya dengan gelar sarjana Sains di bidang Teknik Elektronika dan Komunikasi dari University of Brighton, Inggris.
Sempat kembali ke UEA, da melanjutkan kembali kecintaannya pada pendidikan dengan berangkat ke Australia untuk meraih gelar Master di bidang IT dari Griffith University, 2008.
AlNeyadi lantas bertugas sebagai Network Security Engineer untuk Angkatan Bersenjata UEA dan mengunjungi lebih dari 20 negara.
Pada awal 2012, ia kembali ke Australia selama lima tahun untuk membawa pulang gelar Ph.D di bidang Teknologi Informasi dengan spesialisasi Pencegahan Kebocoran Data dan menerbitkan enam makalah penelitian di situs web internasional.
Dia lantas ikut seleksi program pada 3 September 2018 di Pusat Pelatihan Kosmonot Yuri Gagarin di Star City, Moskow. Tak cuma itu, AlNeyadi juga pernah menerima pelatihan di Houston, Texas, AS, dan Cologne, Jerman, sebagai bagian dari perjanjian kemitraan dengan badan antariksa NASA, ESA, dan JAXA.
Program pelatihan itu mencakup tentang misi ilmiahnya, serta tentang semua bagian dan unit ISS dan cara penggunaan perangkat dan peralatannya, latihan kebakaran darurat, tekanan rendah, kebocoran amonia di dalam stasiun, hingga pelatihan bertahan hidup dan pendaratannya.
AlNeyadi juga dilatih tentang pakaian antariksa dengan berat hingga 10 kg dan cara memakainya di gravitasi nol.
Tak ketinggalan, ia juga dilatih untuk tugas sehari-hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan kamera untuk mendokumentasikan peristiwa, mengambil gambar Bumi, berkomunikasi dengan stasiun bumi.
Menurut IAF, AlNeyadi setidaknya sudah melahap lebih dari 90 kursus dengan total durasi pelatihan lebih dari 1.400 jam.
Kehandalannya dalam bidang IT dan bela diri Jujitsu membuatnya menyingkirkan lebih dari 4.000 kandidat atronaut UEA usai mengikuti serangkaian tes mental dan fisik di dalam dan luar negeri.
(can/arh)