ON THIS DAY

53 Tahun Pendaratan Manusia di Bulan, Armstrong Cs Ogah Urus Batu

CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2022 14:50 WIB
Pendaratan para kru Apollo 11 pada 19 Juli 2022 akan berusia 53 tahun. Neil Armstrong dkk. ternyata sempat ogah meneliti bebatuan Bulan.
Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang mendarat di Bulan, 20 Juli 1969. (Foto: dok. nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tiga astronaut kru Apollo 11 ternyata tak seantusias yang dikira saat menjalankan misi pertama manusia ke Bulan. Mereka disebut kesal karena diminta mempelajari bebatuan satelit alami Bumi itu.

Dikutip dari situs badan antariksa AS NASA, Apollo 11 diluncurkan dari Cape Kennedy pada 16 Juli 1969. Misi ini membawa Komandan Neil Armstrong, Pilot Modul Komando Michael Collins, dan Pilot Modul Lunar Edwin "Buzz" Aldrin ke orbit Bumi.

Misi ini tiba di Bulan pada 20 Juli 1969. Diperkirakan 650 juta orang menonton saat Armstrong menjejakkan kaki di Bulan dan mendengar suaranya yang menggambarkan peristiwa itu sebagai "...sebuah langkah kecil bagi seorang manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkat misi itu, Amerika seolah memimpin di depan negara-negara lain dalam misi antariksa.

53 tahun setelah itu, Farouk El-Baz, geolog yang memimpin program tersebut, kepada Express, mengungkapkan ketiga astronaut itu sebenarnya tidak antusias saat diminta mempelajari komposisi bebatuan Bulan.

"Sangat disayangkan bahwa para astronaut benar-benar membenci itu (tugas mengambil batuan). Mereka mengatakan, 'kami tidak tahu apa pun sama sekali soal komposisi bebatuan Bulan ini'," ungkapnya.

Hal tersebut dikatakan para astronaut saat El Baz mengumpulkan mereka dalam sebuah kelas sebelum misi itu berlangsung. Menurut El Baz, ketiga astronaut sama sekali tak mau meneliti komposisi bebatuan Bulan.

"Kalau Anda mau bebatuan Bulan, kami akan membawakannya. Kalau Anda mau debunya, kami juga akan membawanya," kata El Baz mengenang ucapan para astronaut.

"Tetapi kami tidak akan memakai mikroskop untuk meneliti bebatuan itu dan menemukan seperti apa komposisinya," lanjutnya, kembali menirukan ucapan Armstrong dkk.

Memberi Manfaat hingga Kini 

Kendati demikian, misi Apollo 11 tetap membawa sampel bebatuan dan debu yang hingga kini masih berguna untuk penelitian. Pada studi yang dipublikasikan Mei lalu, para ilmuwan menggunakan debu Bulan yang dibawa dalam misi Apollo.

Mereka menggunakannya untuk meneliti kemungkinan menumbuhkan makanan dan bahkan memproduksi oksigen di luar angkasa. Para ilmuwan itu kemudian mencatat bahwa sayur-sayuran seperti wortel bisa tumbuh di Bulan, dan ada kemungkinan sayur-sayuran itu lebih sehat daripada yang tumbuh di Bumi.

Infografis Peta Lokasi Pendaratan Misi Apollo 11Infografis Peta Lokasi Pendaratan Misi Apollo 11. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)

Hal itu dimungkinkan karena tumbuhan mungkin meningkatkan level perlindungan mereka jika tumbuh di lahan yang asing.

Melansir situs resmi NASA, Apollo 11 adalah bagian dari 17 misi Apollo yang memiliki empat poin inti. Poin pertama adalah membuat teknologi yang bisa menampung kepentingan nasional AS di luar angkasa. 

Kedua, menegaskan keunggulan AS di luar angkasa. Ketiga, menjalankan program eksplorasi saintifik di Bulan. Terakhir, mengembangkan kemampuan manusia untuk bekerja di lingkungan Bulan.

Dalam misi itu, Armstrong dan Aldrin menghabiskan waktu 21 jam, 36 menit di permukaan Bulan. Sementara, Collins menanti di pesawat. Rombongan astronaut itu kemudian kembali dengan selamat di Bumi pada 24 Juli 1969. 

Misi Apollo terakhir dilaksanakan NASA pada 7 Desember 1972 dengan membawa total enam kru. Mereka kembali ke Bumi pada 19 Desember 1972.

[Gambas:Video CNN]

(lth/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER