Sandya Widyawirawan (22), seorang pekerja kreatif asal Cibubur, melakukan aksi seorang di depan Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (1/8) dengan membawa papan bertuliskan "Gara-gara Kominfo nafkah saya hilang."
Sebelumnya, Blok Politik Pelajar (BPP) mengajak masyarakat untuk melakukan aksi lempar botol pipis di Kantor Kominfo. Namun, aksi ini dibatalkan dan digantikan oleh aksi simbolik dari perwakilan BPP.
Meski tidak ada massa aksi lain, Sandya tetap dengan semangat melakukan aksinya seorang diri di Kominfo dengan mengenakan kaos putih dan jaket jeans sambil membawa papan bertuliskan protesnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut pekerjaannya terganggu akibat pemblokiran yang dilakukan Kominfo terhadap platform pembayaran online PayPal.
"Saya seniman, saya menggambar dan saya dapet klien banyak dari luar negeri. Dan saya tidak bisa dibayar lagi," katanya dengan suara gemetar bercampur semangat tinggi, kepada wartawan, Senin (1/8).
Diketahui, pemerintah memblokir sejumlah platform teknologi seperti PayPal, Dota2, Steam, Epic Games, CS Go, Origin, dan Yahoo Search Engine.
Pemblokiran sejumlah platform ini lantas menuai protes dari masyarakat, di antaranya para gamers dan pekerja yang menggunakan PayPal sebagai metode transaksi.
Sandya mengaku kerap menerima pekerjaan dari klien dari luar negeri dengan rata-rata pembayaran US$15 (Rp222 ribu) per proyek. Saat proyekan ramai, dia bisa mengantongi ratusan dolar AS per bulan.
Untuk pembayarannya, dia mengaku selalu memakai PayPal. Kenapa? Menurutnya, PayPal sudah mendapat kepercayaan secara global.
Meski sendirian, Sandya mengaku mewakili rekan-rekannya yang bernasib sama.
"Teman-teman saya penghasilannya lebih banyak mengalami kerugian yang lebih besar karena pemblokiran. Ini saya melakukan mewakili teman-teman saya yang karena pemblokiran ini tidak bisa melakukan pekerjaannya lagi, apalagi yang mereka bisa lakukan," ujarnya.
Selain melakukan aksi ini, Sandya juga tidak menarik dana yang masih tersimpan di akun PayPalnya. Hal ini dilakukan sebagai sikap, karena menurutnya pembukaan pemblokiran PayPal sementara bukan solusi.
"Masih ada (saldonya). Dan saya sengaja tidak ambil, karena ini adalah ketidakadilan," katanya.
"Bukan. sama sekali bukan (solusi), karena apa lagi yg akan digunakan," imbuhnya.
Warganet pun sejak Sabtu (30/7) ramai-ramai mengeluhkan pemblokiran PayPal. Per Senin (1/7) sore, kata kunci 'PayPal' masih duduk di jajaran trending topic meski posisinya terus turun ke posisi 24.
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengakui pihaknya secara khusus membuka kembali blokir terhadap PayPal terhitunga sejak Minggu (31/7) pukul 08.00 WIB hingga Jumat (5/8) pukul 23.59 WIB.
Tujuannya, memberi kesempatan masyarakat memindahkan asetnya dari PayPal ke platform lain.
"Saya harapkan masyarakat benar-benar memanfaatkan waktu yang kami berikan, dari Pemerintah, 5 hari kerja, untuk melakukan migrasi," jelas Dirjen Semuel.
(lom/arh)