Taiwan Dapat Serangan Siber, Ketua DPR AS Disebut Penyihir Tua
Taiwan mendapat serangan siber diduga berasal dari China. Salah satu nada serangannya adalah kecaman terhadap Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
Seperti diketahui, Pelosi baru saja mengunjungi Taiwan pada Rabu lalu. Kunjungan itu menyulut murka China yang langsung mengadakan latihan militer skala besar di Selat Taiwan.
Tak hanya itu, China sempat meluncurkan rudal balistiknya ke Selat Taiwan.
Lihat Juga : |
Tembakan rudal Dongfeng itu dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Taiwan. Mengutip Reuters, China menembakan beberapa rudal balistik Dongfeng ke perairan bagian utara dan selatan Taiwan pada Kamis (4/8) pukul 13.56 waktu setempat.
Selain intimidasi fisik, Taiwan juga mendapat serangan siber. Melansir Focus Taiwan, salah satu serangan siber terlihat di buletin elektronik pada beberapa cabang supermarket 7-11.
"Propagandis perang Pelosi, keluar dari Taiwan," demikian kalimat yang terlihat.
Lebih lanjut, serangan siber juga menyasar buletin elektronik di stasiun Xinzuoying yang menjadi tempat Taiwan Railways Administration (TRA) di kota Kaohsiung. Di sana, ada kalimat yang menyebut Pelosi "penyihir tua".
TRA menyebut, buletin digital itu dioperasikan oleh sebuah perusahaan iklan. Buletinnya terkoneksi dengan sistem internet privat, yang bisa menjadi celah bagi hacker.
Pihak berwenang setempat lalu mematikan buletin digital tersebut. Tak hanya itu, mereka juga terus memonitor sistem tiket dan tampilan jadwal kereta untuk menghindari serangan lanjutan.
Di sisi lain, mengutip Taiwan News, serangan siber juga terjadi terhadap situs-situs pemerintahan Taiwan.
Situs-situs itu antara lain situs kantor kepresidenan, kementerian luar negeri, kementerian pertahanan, situs Taiwan Taoyuan International Airport, Taiwan Railways Adimistration, dan Taiwan Power Company.
Salah satu serangan tertuju kepada situs Kantor Kepresidenan Taiwan. Akibatnya, situs tersebut berhenti berfungsi sebelum kembali normal 20 menit kemudian.
Menteri Digital Taiwan, Audrey Tang mengatakan, peningkatan serangan sebanyak 23 kali lipat kepada situs-situs pemerintah terjadi pada Selasa (2/8).
Beberapa serangan itu kemudian diidentifikasi menggunakan software yang berasal dari China dan Rusia. Software tersebut bisa saja bermuatan malware seperti Trojan Horse yang membuat situs target menjadi mudah diserang.
(lth/lth)