Jaringan 5G Nyaris Tanpa Penolakan, Aksesnya Pakai Hp-Provider Apa?

CNN Indonesia
Jumat, 12 Agu 2022 20:35 WIB
Ilustrasi. Mayoritas warga tertarik upgrade ke jaringan 5G. (Foto: AFP PHOTO / Pau Barrena)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebanyakan warga tertarik menggunakan jaringan 5G terutama karena kecepatannya. Bagaimana cara mereka mengaksesnya?  

Hal itu jadi bahasan dalam Survei Populix bertajuk 'Mobile Phone Usage and 5G Network Projection'. Jajak pendapat ini dilakukan terhadap 1.000 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-55 tahun pada 4-14 Juli 2022.

"Teknologi 5G menawarkan berbagai keunggulan mulai dari kecepatan jaringan, latensi yang lebih rendah, hingga kemampuan untuk terhubung dengan perangkat yang lebih banyak. Keunggulan-keunggulan tersebut tentunya membuat masyarakat Indonesia sangat antusias dengan kehadirannya," ungkap Co-Founder dan CTO Populix Jonathan Benhi, dalam siaran persnya, Jumat (12/8).

"92 persen masyarakat sudah memiliki rencana untuk meng-upgrade ke jaringan 5G," lanjut dia.

Rinciannya, 79 persen responden mengatakan tahu tentang jaringan 5G; 12 persen responden lainnya mengatakan ragu-ragu; dan 9 persen mengatakan tidak tahu jaringan generasi kelima ini.

Di antara orang-orang yang sudah mengetahui tentang 5G, koneksi internet yang cepat dinilai sebagai keunggulan 5G (94 persen), kapasitas internet yang lebih besar (43%).

Hal itu menjadi "dua alasan utama yang mendorong 92 persen orang mempertimbangkan untuk berpindah menggunakan jaringan 5G di masa depan".

Untuk menggunakan jaringan 5G, Populix mengungkap mayoritas responden berencana membeli ponsel Samsung yang mendukung jaringan 5G (59%). Selain itu, ada yang memilih iPhone (41 persen), dan Oppo (22 persen).

Sementara, provider yang paling banyak dipilih adalah Telkomsel (81 persen), menyusul Indosat Ooredoo Hutchison (31 persen), XL Axiata (30 persen), Smartfren (10 persen), lainnya (3 persen).

"Menariknya, di tengah antusiasme masyarakat mengenai jaringan 5G. Sebanyak 8 persen masyarakat mengatakan tidak mau menggunakan jaringan 5G," lanjut pernyataan itu.

Apa sebabnya? Survei mengungkap bahwa warga menilai akses internet 5G masih terbatas (53 persen), biaya yang lebih mahal (39 persen), belum familiar dengan teknologinya (36 persen), dan khawatir dengan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan (17 persen).

Diketahui, jaringan 5G di Indonesia baru tersebar di titik-titik terbatas dan pada event internasional tertentu saja. Sejauh ini, belum ada provider yang menjual paket internet 5G mobile.

Namun demikian, sejumlah provider berencana menambah kehadiran 5G dan infrastrukturnya tahun ini.

Pada Mei 2021, dikutip dari siaran persnya, Telkomsel menjadi operator pertama yang meluncurkan layanan 5G secara komersial. Pada tahap awal, layanannya mencakup 9 kota, termasuk Jakarta.

Frekuensi yang dipakai adalah 2,3 GHz, yang disebut sebagai salah satu mid-band yang ideal, karena menggabungkan tingkat rasio offload 4G yang tinggi dengan kecepatan tinggi 5G.

Telkomsel dan Huawei, pada akhir Juli, pun menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan sebuah kota berbasis 5G atau 5G City. Sejauh ini belum ada keterangan soal kota tertentu yang disasar.

Sementara, IOH sudah menyediakan 5G di Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai dan beberapa titik di kawasan komplek Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November.

Selain itu, Smartfren menargetkan sejumlah destinasi wisata prioritas untuk penyediaan layanan 5G tahun ini.

(tim/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK