SMS Belum Mati, Siapa yang Masih Pakai?

CNN Indonesia
Rabu, 17 Agu 2022 15:57 WIB
Di tengah penggunaan Whatsapp dan aplikasi perpesanan lainnya, ternyata ada yang masih menggunakan sms.
Ilustrasi sms. SMS ternyata masih ada yang menggunakan kendati dalam jumlah minim. Foto: AFP PHOTO / KAREN BLEIER
Jakarta, CNN Indonesia --

Short Message Service atau SMS yang pernah menjadi metode berkomunikasi andalan sebelum era aplikasi perpesanan hadir ternyata belum mati.

Menurut laporan Populix pada Jumat (12/8), SMS masih digunakan meski angkanya terbilang sangat kecil. SMS hanya mengambil porsi 6 persen dari total penggunaan pulsa.

Sisanya digunakan untuk kuota internet sebesar 82 persen dan panggilan telepon sebesar 12 presen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SMS pernah menjadi metode komunikasi andalan di Indonesia saat era ponsel pintar dan lahirnya aplikasi pesan instan seperti Blackberry Messenger, WhatsApp, dan Line.

Pengembangan SMS pertama kali dimulai pada 1984 oleh dua insinyur Jerman: Friedhelm Hillebrand dan Bernard Ghilebaert. Saat itu hanya ada beberapa media komunikasi, yakni panggilan telepon, telegram, atau pos udara.

Para insinyur kemudian mencoba menciptakan sistem yang memungkinkan transmisi pesan tertulis melalui jaringan telepon yang ada dengan menggunakan kapasitas ponsel yang tidak terpakai berdasarkan standar Global System for Mobile Communications (GSM).

Akhirnya, delapan tahun setelah pengembangan dimulai, tepatnya pada 1992, SMS pertama dikirim menggunakan komputer pribadi, menggunakan handset Orbitel 201 melalui jaringan VODAFONE GSM, seperti dikutip situs Telkom.

Pada 2014, bisnis pesan SMS global dilaporkan bernilai lebih dari US$ 100 miliar. Sekitar 50 persen dari semua pendapatan yang dihasilkan oleh pesan seluler.

Meski telah tergeser oleh aplikasi pesan instan untuk kebutuhan berkomunikasi, SMS masih dijadikan jalur komunikasi beberapa bisnis dan pemerintah, terutama selama pandemi COVID-19.

Bisnis dan pemerintah menjangkau pelanggan dan konstituen mereka untuk pemasaran digital dan kegiatan informasi publik mereka melalui SMS.

Dilansir dari Forbes, hanya membutuhkan 90 detik untuk membalas sebuah pesan teks. Durasi ini berbanding cukup jauh dengan waktu yang dibutuhkan untuk membalas surel, yang menghabiskan rata-rata waktu 90 menit.

SMS terbukti efisien dalam mengabaikan keranjang belanja, pertanyaan layanan pelanggan, mempromosikan peluncuran produk baru serta penjualan musiman.

Selain digunakan untuk menyebarkan pesan, pesan teks SMS juga digunakan oleh berbagai e-commerce, bank digital dan akun media sosial untuk meningkatkan keamanan digital pengguna mereka dengan mengirim kata sandi satu kali (OTP) dan token.

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER