Pakar: Jenuh di Instagram Hingga Twitter, TikTok pun Meroket

CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2020 19:03 WIB
Pengamat membeberkan sejumlah alasan bagaimana popularitas Tiktok bisa meroket di kalangan pengguna media sosial.
Ilustrasi Tiktok (AP/Anjum Naveed)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat Media Sosial Enda Nasution menilai bahwa Tiktok kini bisa lebih populer karena minim dengan konflik.

Hal ini berbeda dengan penggunaan media sosial lainnya seperti Instagram hingga Twitter yang sudah dirasa memiliki pengaturan yang rumit.

"Tiktok bisa lebih di depan dari medsos populer lainnya salah satunya karena less conflict dibandingkan di twitter maupun di Whatsapp. Jadi ini seperti tempat pelarian dan ingin mencari sesuatu yang baru," kata Enda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian,Tiktok, kata Enda tanpa disadari sudah merambah ke semua segmentasi. Mulai dari anak-anak hingga pejabat. Hal ini dibuktikan para pejabat pernah melakukan joget Tiktok. Ini merupakan promosi gratis bagi Tiktok untuk dikenal lebih lanjut.

"Jadi bukan berarti media lain tidak seru, tapi ini adalah sesuatu yang baru yang perlu dicoba di tengah kejenuhan masyarakat," beber dia.

Secara teknis, penggunaan Tiktok, kata Enda juga lebih praktik. Sejak awal penggunaan Tiktok akan membaca algoritma kebiasaan penggunanya. Dengan begitu Tiktok akan terus menampilkan konten yang sesuai dengan interest pengguna.

"Fitur Tiktok ini enggak membutuhkan jejaring sosial. Kita tidak ada sistem follow dan di follow dan menerima pertemanan begitu. Tiktok hanya akan membaca perilaku pengguna dari love, share, atau skip," ujar dia,

"Dengan begitu algoritma akan memberikan konten terus contohnya diberikan handcraft atau gym. Saya rasa itu perbedaan mendasar antara Tiktok dengan yang lain," sambung dia.

Terakhir dengan penggunaan Tiktok disebut warganet banyak bisa menyampaikan informasi dengan cara yang lebih menyenangkan. Karena dia mengungkapkan hal kuat dari Tiktok ialah hiburan yang sering disuguhkan.

"Mungkin kontennya beda-beda misalnya mengajar dan seterusnya cuma ya begitu disampaikan dengan gerakannya yang cukup menghibur," tutup dia.

Meski demikian, menurut Enda, Tiktok pun kini mulai merambah sejumlah segmentasi. Bukan hanya dipakai untuk menari dengan hiburan belaka, kini Tiktok mulai dipergunakan untuk bisnis. Menurut Enda,Tiktok kini tak hanya digunakan untuk menari, namun juga kini melakukan pemasaran produk.

"Sekarang bukan hanya untuk menari saja ya. Tapi juga kalau diperhatikan sebagai ladang bisnis baru, pemasaran UMKM hingga kini melebar ke pendidikan," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Tiktok untuk membantu pengajaran jarak jauh di Indonesia.Ketua Umum, Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI), Muhammad Ramli Rahim juga mendukung hal ini karena Tiktok sedang banyak digunakan oleh anak-anak usia sekolah.

"TikTok merupakan platform yang sedang ramai digunakan oleh para pelajar. Dengan berlatih membuat konten di TikTok untuk mendukung kegiatan mengajar, para guru dapat merangkul dan menjangkau para pelajar dengan lebih efektif karena mengikuti bahasa yang sudah mereka pahami," tutup Ramli.

(ctr/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER