Ahli Deteksi Badai Matahari Mengarah ke Bumi Hari ini

CNN Indonesia
Kamis, 18 Agu 2022 10:25 WIB
Ilustrasi. Badai Matahari mengarah ke Bumi hari ini, Kamis (18/8). (Foto: NASA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) mendeteksi hamburan massa corona (CME) atau biasa disebut badai Matahari mengarah Bumi hari ini, Kamis (18/8).

Menurut NOAA, badai Matahari sebelumnya sebelumnya terjadi pada Minggu (14/8) dengan kecepatan sekitar 2,1 juta kilometer per jam. Kemudian CME lain juga terjadi pada Senin (15/8), seperti dikutip Live Science.

Kendati demikian, ahli menjelaskan badai itu tidak terlalu berdampak pada kondisi Bumi. Badai geomagnetik sendiri merupakan hasil dari interaksi antara angin Matahari yang berhembus dari corona, atau atmosfer bagian atas Matahari, dan medan magnet Bumi.


Peneliti di Space Weather saat ini tengah menunggu dua CME untuk mencapai satelit Deep Space Climate Observatory (DSCOVR) NOAA yang berjarak sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi. Jika CME sudah mencapai satelit tersebut, peneliti dapat menentukan gambaran pasti tentang kekuatan dan arah medan magnet yang dibawa oleh CME tersebut.

CME adalah semburan plasma magnet dari Matahari yang lepas dari wilayah bintik Matahari ketika garis-garis magnet yang ada di wilayah ini untuk sementara putus.

Dalam seminggu terakhir, para ahli cuaca luar angkasa telah melihat beberapa CME meletus dari Matahari, tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengarah ke Bumi.

Diberitakan Space, saat ini ada 10 bintik Matahari aktif di bagian Matahari yang terlihat dari Bumi. Bintik Matahari ini aktif mengeluarkan suar Matahari dan CME.

Suar Matahari merupakan kilatan radiasi elektromagnetik yang bergerak dengan kecepatan cahaya dan dapat mengganggu komunikasi radio di Bumi. Berbeda dengan CME, yang membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk tiba, suar Matahari terjadi tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.

Lebih lanjut, kedua CME yang saat ini menuju ke Bumi keduanya meledak dari bintik matahari "kompleks" yang disebut wilayah 3078. Wilayah yang terletak di barat daya Matahari ini merupakan wilayah terbesar dan paling aktif pada piringan Matahari yang terlihat

Peneliti cuaca luar angkasa Inggris Met Office mengatakan wilayah tersebut memiliki bintik-bintik kompleks magnetis yang kuat.

Terlepas dari semua aktivitas di Matahari ini, NOAA memperkirakan tidak ada dampak besar pada dunia teknologi kita karena badai G3 masih relatif lemah. Badai yang lebih kuat, kategori G4 dan G5 dapat menyebabkan pemadaman listrik, mengganggu hubungan komunikasi satelit, dan bahkan menghancurkan satelit di orbit.



(lom/mik)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK