Para ilmuwan yang mengebor jauh di kedalaman gunung es Greenland menemukan seekor ikan yang tidak membeku, dilengkapi molekul bercahaya yang mengalir di pembuluh darah. Lantas, apa yang membuat ikan tersebut tidak membeku?
Penelitian yang dipublikasikan pada 16 Agustus di jurnal Evolutionary Bioinformatics ini mengungkapkan ikan siput remaja (Liparis gibbus) yang mengandung 'tingkat ekspresi tertinggi' dari protein antibeku di dalam tubuh.
Cairan itu disebut peneliti mirip dengan bagaimana cairan antibeku (antifreeze) mengatur suhu mesin mobil dalam kondisi ekstrem. Beberapa spesies tertentu telah berevolusi untuk memiliki perlindungan serupa, terutama ikan yang hidup di habitat dingin seperti di Greenland.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() 101 SCIENCE Di Manakah Ujung Langit? |
David Gruber, seorang rekan peneliti di American Museum of Natural History (AMNH) mengatakan ikan dari Kutub Utara dan Selatan secara independen mengembangkan protein antibeku itu.
"Protein antibeku menempel pada permukaan kristal es yang lebih kecil dan memperlambat atau mencegahnya tumbuh menjadi beku," ujar David kepada Live Science yang juga terlibat dalam penelitian tersebut.
Menurut laporan National Science Foundation, protein antibeku pertama kali ditemukan pada beberapa ikan Antartika hampir 50 tahun yang lalu.
Tidak seperti spesies reptil dan serangga berdarah dingin, ikan tidak dapat bertahan hidup ketika cairan dalam tubuh mereka membeku karena dapat membekukkan cairan dalam sel mereka menjadi butiran es.
"Protein antibeku yang ada di dalam sel ikan telah berevolusi secara independen di sejumlah garis keturunan ikan, menunjukkan betapa pentingnya kelangsungan hidup organisme ini di dalam habitat ekstrem," kata John Sparks, kurator di Departemen Ichthyology AMNH.
Ikan jenis snailfish ditemukan di perairan dingin ini menghasilkan protein antibeku sendiri di dalam tubuh, kemudian protein didistribusikan ke dalam aliran darah mereka.
"Snailfish adalah salah satu dari sedikit spesies ikan yang hidup di antara celah-celah gunung es," ujar Gruber.
Lihat Juga :101 SCIENCE Apakah Lubang Hitam itu Sebuah Lubang? |
Namun menurut Gruber, ikan siput tampaknya membuat protein antibeku satu persen lebih banyak dari semua gen ikan lainnya.
Para ilmuwan sebelumnya menemukan makhluk kecil mirip kecebong selama ekspedisi pada 2019, ketika mereka menjelajahi habitat gunung es di lepas pantai Greendland. Misi penjelajahan itu merupakan bagian dari Ekspedisi Constantine S Niarchos.
Para ilmuwan mengatakan produksi protein antibeku ini dapat membantu spesies beradaptasi dengan lingkungan di bawah nol derajat. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana ikan siput akan hidup karena suhu laut meningkat karena pemanasan global.
"Karena air memanas dengan cepat di Kutub Utara, spesies yang beradaptasi dengan air dingin juga harus bersaing dengan spesies air hangat yang sekarang dapat bermigrasi ke utara dan bertahan hidup di garis lintang yang lebih tinggi," kata Sparks dikutip Weird.
(can/lth)