Kebocoran Data Terus Terjadi, RUU PDP Mendesak Disahkan

CNN Indonesia
Senin, 22 Agu 2022 11:39 WIB
Hingga pertengahan tahun 2022, paling tidak lima kasus kebocoran data terjadi. RUU PDP pun dipandang mendesak disahkan.
Ilustrasi hacker. Baru-baru ini data diduga berisikan informasi pelanggan indihome bocor ke forum hacker. Foto: iStock/Chainarong Prasertthai
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus dugaan kebocoran data baru-baru ini menimpa perusahaan pelat merah, Indihome. Sebuah akun bernama Bjorka mengklaim memiliki data 26 juta pelanggan Indihome dan menjualnya ke forum hacker.

Sebelum Indihome, ada data pelanggan PLN yang juga diduga bocor ke forum hacker. Data tersebut dibocorkan oleh akun bernama Loliyta. 

"Hi, Im selling data PLN17 MILLION++ with fieldID, Idpel, Name, Consumer Name, Energy Type, Kwh, Address, Meter No, Unit Upi, Meter Type, Nama Unit Upi, Unit Ap, Nama Unit Ap, Unit Up, Nama Unit Up,L ast Update, Created At," tulisnya dalam forum tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Loliyta juga mengunggah sampel data yang bocor tersebut. Pantauan CNNIndonesia.com, tampak beberapa nama pelanggan PLN beserta alamat serta tagihan mereka dalam unggahan akun tersebut.

Dua kasus ini menyusul kasus-kasus kebocoran data yang telah terjadi hingga pertengahan 2022. Pada Januari, data Bank Indonesia sebesar 74 GB diduga bocor usai diserang geng ransomware conti.

Informasi tersebut diperoleh dari akun Twitter Dark Tracer pada Senin (24/1) siang. Dalam cuitanya, pembobolan data itu masih dilakukan oleh geng ransomware Conti.

Selanjutnya pada Kamis (20/1) akun itu juga telah mengungkap bahwa data BI yang dibobol hanya 838 file sebesar 487,09 MB dan perangkat PC BI yang diretas hanya 16 unit.

"Geng Conti ransomware terus mengunggah data internal Bank Indonesia. Kebocoran pertama adalah 487MB tetapi sekarang mencapai 74GB. PC internal yang disusupi diperkirakan berjumlah 16 pada awalnya, dan sekarang meningkat menjadi 237," kata akun @darktracer_int, Senin (24/1) siang.

Masih di bulan yang sama, data dari sejumlah platform pinjaman online, bank, direktorat jenderal (Ditjen) Imigrasi dan pelamar kerja di Pertamina diduga bocor. 

Kebocoran data ini pertama kali diungkap di Twitter oleh akun @rednesia. Akun tersebut juga membagikan tangkapan layar dari akun yang menjualnya di situs gelap.

Pantauan CNNIndonesia.com, ada data karyawan dari bank. Dalam postingan di raidforum, data itu dibagikan oleh akun Sentap. Terdapat lebih dari 150 pesan email dari bank itu, termasuk dokumen transaksi yang sudah pernah dilakukan.

Dalam laman yang sama pula muncul file berjudul 'Indonesia Immigration Data up to 2021/September'. Data yang disebar akun bernama DBChaser berisi 3,5 juta data, yang diambil dari tahun 2015 sampai 2021 September.

Dalam postingan tersebut terdapat informasi unggahan di raidforum, yaitu pada 12 Januari 2022, pukul 22:27. Data yang dibocorkan itu meliputi data paspor, id pengguna, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, hingga masa berlaku paspor.

Akun lain di forum yang sama pada akhir Januari mengunggah dokumen yang diduga berisi data 160 ribu pelamar kerja di Pertamina bocor dan dibagikan secara gratis. 

Data yang dijual dalam file berukuran 60 GB. Pengunggah file yang bocor tersebut merupakan akun Astarte, akun sama yang menjual enam juta data pasien yang dikelola Kementerian Kesehatan pada 6 Januari.

Pembocor membagikan data itu dalam 12 tautan yang berukuran 60 GB, berisi data diri pelamar yang diunduh secara cuma-cuma. Dia juga menampilkan sampel data pelamar yang disebut berasal dari situs resmi anak perusahaan Pertamina itu.

RUU PDP Perlu Segera Disahkan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER