Pemanasan Global
Penelitian yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences berpendapat sudah saatnya manusia mengambil skenario terburuk dampak dari pemanasan global.
Luke Kemp, seorang peneliti dari University of Cambridge. Pusat Studi Risiko Eksistensial di Inggris mengatakan perubahan iklim telah berperan dalam setiap peristiwa kepunahan massal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pemanasan global telah membantu menjatuhkan kerajaan dan membentuk sejarah. Bahkan dunia modern tampak beradaptasi dengan ceruk iklim tertentu.
Para ahli memprediksi ada kemungkinan atmosfer dengan sekitar 560 bagian per juta (ppm) karbon dioksida di atmosfer suhu akan beberapa derajat lebih hangat lagi, dikutip Science Alert.
Menurut sebuah studi tentang penilaian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diterbitkan pada awal 2022, fokus penelitian antar badan pemerintah tidak cukup menangani kiamat yang dipicu pemanasan global.
Lihat Juga :101 SCIENCE Di Manakah Ujung Langit? |
Hantaman Asteroid
Asteroid juga menjadi cara yang menurut peneliti bisa menjadi kiamat. Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa BRIN Abdul Rachman menyebut benda langit yang dapat membahayakan kehidupan makhluk di Bumi ialah Asteroid.
Sebab asteroid memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari ukuran kecil sampai yang sangat besar. Ada Asteroid yang memiliki ukuran sampai 132 x 100 x 76 kilometer.
Selain itu, Asteroid merupakan benda langit yang padat seperti batu dengan bentuk yang tidak beraturan. Lalu ia menyinggung fenomena alam seperti melintasnya meteor ke Bumi itu berasal dari pecahan Asteroid.
"Benda langit apa yang bisa membuat petaka di Bumi? Jawabannya adalah benda asal dari meteor tadi yaitu Asteroid," kata Abdul saat acara diskusi virtual membahas Meteor Jatuh dan Bencana di Bumi pada 2020 lalu.
Lubang Hitam
Lubang hitam atau black hole super besar telah ditemukan berada di antariksa. Lubang ini perlahan terus menerus memakan benda langit seukuran Bumi setiap detiknya.
Para astronom menemukan lubang hitam itu tumbuh begitu cepat dan bersinar 7000 kali lebih terang dari seluruh penghuni di Bima Sakti. Mereka juga menyebut lubang hitam tersebut tumbuh paling cepat dalam 9 miliar tahun terakhir.
Lubang hitam itu dinamai SMSS J114447.77.430859.3 atau disingkat J1144. Lubang itu berjarak 7 miliar tahun untuk melahap Bumi.
J1144 memiliki massa 2,6 miliar kali massa Matahari atau 500 kali lebih besar dari Sagitarius A, lubang hitam terbesar di Bima Sakti.
Biasanya lubang hitam tidak dapat dilihat karena tidak memancarkan cahaya. Namun para astronom dapat melihat lubang hitam karena gravitasinya yang kuat menarik materi menuju cakrawala.
Kemampuan J1144 memakan planet terbilang rakus dibanding yang lain, yang membuat pertumbuhannya sangat masif. Para ilmuwan menduga, bencana kosmik yang katastropik menjadi penyebab lahirnya lubang hitam super besar itu.
(can/lth)