Beberapa komentar pejabat terkait kebocoran data oleh hacker Bjorka cenderung menunjukkan sikap menganggap remeh. Alasannya, data-data yang diumbar peretas yang mengaku berbasis di Polandia itu diklaim tak penting. Benarkah demikian?
Mari kita cek jenis data yang dibocorkan Bjorka.
Pertama, dia mengunggah di situs berbagi bocoran breached.to berupa data pelanggan Tokopedia yang dibobol pada April 2020. Isinya adalah user ID, password hash, email, hingga nomor telepon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, 270,904,989 data pengguna media sosial literatur Wattpad, 20 Agustus. Data ini dibobol pada Juni 2020. Isinya antara lain password, login, nomor kontak, hingga nama asli.
Ketiga, 26 juta data pelanggan IndiHome. Isinya nama lengkap, email, gender, Nomor Induk Kependudukan (NIK), IP Address, hingga situs apa saja yang dikunjungi.
Keempat, 1,3 miliar data registrasi SIM card yang diklaim dibobol dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Isinya, NIK, nomor telepon, provider-nya, hingga tanggal registrasi.
Kelima, 105 juta data kependudukan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), 6 September. Isinya antara lain NIK, nomor Kartu Keluarga (KK), hingga nama lengkap.
Keenam, data surat rahasia untuk Presiden Jokowi pada periode 2019-2021, 9 September. Salah satunya adalah surat dalam amplop tertutup dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Ketujuh, data-data pribadi pejabat publik yang disentil Bjorka, mulai dari Menkominfo Johnny G Plate, Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua PSSI Mochammad Iriawan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
Data yang dibuka berupa NIK, alamat rumah, pendidikan, hingga data vaksinasi.
Mahfud mengaku tak ambil pusing dengan data-data pribadinya yang diungkap Bjorka.
"Sebab data pribadi sy bkn rahasia. bs diambil dan dilihat di Wikipedia (Google), di sampul belakang buku2 saya, di LHKPN KPK. Data pribadi sy terbuka, tak perlu dibocorkan," kicaunya, di Twitter, Selasa (13/9).
Senada, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan data yang dibuka Bjorka masih normal, meski ada kesalahan dalam hal pendidikan terakhir yang harusnya universitas, bukan SMA.
"Hal itu data-data pribadi yang memang dibuka, tentu saya tidak marah karena itu merupakan data-data yang sekarang normal sebagai pejabat publik," ucapnya.
"Tapi tentu kita hrs saling menghargai karena data-data itu ada yang memang tidak layak untuk dipublikasi," imbuh dia.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka juga mengaku tidak khawatir data pribadinya diumbar ke publik.
"Data pribadiku apa ya berguna? Lha ngopo (Memangnya kenapa)? Kabeh uwong wis ngerti (semua orang juga sudah tahu," katanya saat ditemui di depan ruang kerjanya, Senin (12/9).
"Data pribadiku yo wis (sudah) kesebar kabeh (semua) kok. Nomor handphone, rumah pribadi, kabeh wis terekspos (semua sudah terekspos). Opo meneh (apa lagi)? Aku opo ono sing tak tutupi? (memangnya ada yang saya tutupi)," lanjut putra Presiden Jokowi itu.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Hinsa Siburian mengungkapkan insiden kebocoran data oleh Bjorka ini masih dalam kategori intensitas rendah.
"Kalau dillihat dari kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya. Karena saya katakan, ada sampai tiga yang bisa melumpuhkan elektronik atau infrastruktur informasi vital kita, " urainya, di Depok, Selasa (13/9).
Seremeh itukah data-data Bjorka?
Potensi bahan pinjol dan judi online di halaman berikutnya...