Kisah Kekaguman Netizen pada Bjorka, Ada Apa?

CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2022 09:00 WIB
Warganet sempat memberi dukungan besar pada Bjorka yang tengah 'mengacak-acak' lembaga pemerintah lewat penyebaran data pribadi warga. Kok bisa?
Ilustrasi. Bjorka sempat menuai dukungan luas di media sosial. (Foto: iStockphoto/scyther5)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sosok hacker Bjorka banyak meraih dukungan dari netizen sejak awal beraksi. Padahal, tindakannya adalah membocorkan data pribadi masyarakat yang berpotensi memicu banyak korban kejahatan penipuan. Warganet tak sadar apa?

Ia awalnya muncul lewat kasus kebocoran data IndiHome, melanjutkan aksinya di skala yang lebih besar dengan membocorkan 1,3 miliar data registrasi SIM Card warga Indonesia.

Di saat yang sama, Kementerian Komunikasi dan Informatika sibuk membantah dengan mengaku tak menyimpan data itu serta mengelak kasus kebocoran data bukan tugas mereka. Begitu pula operator seluler dan Dukcapil Kemendagri yang membantah jadi pintu masuk kebocoran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan pun sempat meminta peretas untuk tidak menyerang dengan alasan itu perbuatan ilegal dan merugikan masyarakat.

Bjorka mencibirnya dengan mengatakan "stop being an idiot". Netizen RI sepakat.

Ia juga mengeluarkan data-data pribadi pejabat, mulai dari Menkominfo Johnny G Plate, Gubernur DKI Anies Baswedan, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar, hingga aktivis politik media sosial Denny Siregar dan Abu Janda.

Hacker yang mengklaim berbasis di Polandia itu mengaku hendak membuat pejabat merasakan hal yang sama dengan warga biasa yang kerap jadi korban SMS spam alias penipuan. Warganet pun menyambut riuh.

Pakar komunikasi digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menyebut dukungan warganet kepada Bjorka ini merupakan langkah yang "salah kaprah". Namun, itu tetap mengisyaratkan kekecewaan, kekesalan, serta permintaan tanggung jawab warganet terhadap pemerintah soal keamanan data.

Pasalnya, pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab melindungi data malah memberikan pernyataan yang merisaukan dan malah serta saling lempar tanggung jawab.

"Tindakan salah kaprah-dukungan warganet-ini bisa dimaknai sebagai ekspresi kekecewaan, kekesalan, permintaan tanggung jawab para warganet terhadap keamanan datanya, kepada pihak pihak yang dianggap bertanggung jawab," kata Firman kepada CNNIndonesia.com, Rabu (14/9).

Menurutnya, komunikasi-komunikasi yang harus dilakukan pemerintah adalah yang mengutamakan soal tanggung jawab perlindungan data pribadi.

Senada, Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menyebut pernyataan pemerintah yang seakan-akan menyalahkan memang jadi salah satu faktor yang membuat warganet mendukung Bjorka.

Terlebih, ada momentum sentimen negatif kepada pemerintah dan pejabat yang tengah tumbuh di masyarakat imbas kenaikan harga BBM.

"Banyak publik merasa senang dengan kehadiran Hacker Bjorka mungkin karena efek kenaikan BBM sehingga sentimen kepada pejabat dan pemerintah cenderung negatif," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/9).

"Belum lagi beberapa pernyataan seperti Menkominfo yang terkesan menyalahkan masyarakat untuk kejadian kebocoran data registrasi SIM card," lanjut dia.

Stockholm syndrome di halaman berikutnya....

Mungkinkah Stockholm Syndrome?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER