Kisah Kekaguman Netizen pada Bjorka, Ada Apa?

CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2022 09:00 WIB
Warganet sempat memberi dukungan besar pada Bjorka yang tengah 'mengacak-acak' lembaga pemerintah lewat penyebaran data pribadi warga. Kok bisa?
Menkominfo Johnny G Plate menyatakan 'bukan tugas Kominfo' dan 'jangan tanya ke saya' saat ditagih soal kasus kebocoran data. (Foto: CNN Indonesia/Loamy N)

Terlepas dari fenomena jatuh cinta netizen pada Bjorka, Firman tak sepakat dukungan warganet kepada Bjorka merupakan bentuk stockholm syndrome.

Dilansir dari kamus Oxford, stockholm syndrome berarti perasaan percaya atau kasih sayang yang dirasakan dalam oleh korban kasus penculikan atau penyanderaan terhadap penculiknya.

"Terminologi Stockholm syndrome tidak tepat di sini. Pembocoraan data tidak dapat disejajarkan dengan penyanderaan data misalnya," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, lanjutnya, tidak terlihat indikasi adanya "relasi lebih antara penculik dengan yang diculik pada kasus pembocoran data ini".

"Bahwa mungkn muncul simpati pada pelaku kejahatan sebab adanya rasa kecewa terhadap penanganan kebocoran data yang tidak optimal oleh para pemangku tanggung jawab, tidak mutlak dapat disejajarkan sebagai simpati pada pelaku kejahatan," imbuh Firman.

Dukungan warganet terhadap Bjorka disebut Firman sebagai sesuatu yang salah kaprah. Pasalnya, sebagian data yang diretas Bjorka adalah milik warganet, sehingga kemungkinan peretasan dapat merugikan keamanan dan keselamatan mereka.

Pratama menambahkan data-data yang bocor ini akan membuat profiling seseorang lebih mudah dilakukan oleh siapa pun.

Hal ini dapat terjadi jika semua data yang didapat secara gratis atau dijual di situs-situs gelap disilangkan dan digabungkan dengan data dari kebocoran data lain, sehingga menjadi informasi yang sangat lengkap untuk digunakan kriminal sebagai data dasar untuk melakukan kejahatan.

"Di tangan orang yang paham akan kegunaan dari tiap data yang didapatkan akan menimbulkan kerugian yang besar. contohnya seperti digunakan untuk skema phising (pengelabuan untuk mendapatkan data pribadi seperti rekening), pemerasan, penipuan, bahkan doxing (pengungkapan dokumen pribadi ke publik)," jelasnya.

Senada, pengamat teknologi informasi dan media sosial Kun Arief Cahyantoro mengatakan data masyarakat yang bocor itu berpotensi menjadi alat doxing.

"Yang muncul adalah 'keramaian' bahkan keramaian tersebut cenderung bersifat kejahatan yaitu 'bencana masif doxing'," kata dia, Selasa (13/9).

(lom/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER