Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sudah pakai anak-anak muda dari luar untuk melindungi ruang siber.
"Saya dengar BSSN juga menggunakan anak-anak muda dari luar, saya kira udah benar. Sumber daya manusia BSSN itu harus betul-betul yang bagus," ujar Luhut dalam podcast BSSN, Kamis (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan potensi anak muda di Indonesia dalam hal ekosistem digital. Menurutnya, sudah banyak anak muda yang hebat dan menciptakan produk teknologi sendiri.
Ia menceritakan perjalanan bertemu dengan anak muda di Bali pada akhir Agustus lalu. Katanya, anak muda itu diajak duduk bersama dan Luhut menawarkan 'Kalian mau apa? apa yang pemerintah harus lakukan?' tanya dia.
Sebagai informasi hacker di dalam negeri banyak yang sudah malang melintang di kancah nasional. Sebagian dari mereka merupakan anak muda. Seperti pelaku peretasan situs resmi Sekretariat Kabinet (Setkab) pada Agustus 2021.
Dua anak remaja bernama ZYY dan Lutfifake membuat situs tersebut menampilkan layar hitam dengan foto demonstran membawa bendera merah putih atau biasa dikenal dengan metode peretasan defacing.
Tak hanya situs Setkab, ZYY alias BS dilaporkan juga telah meretas sebanyak 650 website di dalam maupun luar negeri.
Keduanya disangkakan dengan perkara Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Selain itu ada pula Teguh Aprianto. Ia dikenal sebagai sosok yang kerap membongkar lemahnya situs pemerintahan atau dikenal sebagai white hat (topi putih).
Saat ini Teguh juga aktif memberikan pandangan terhadap kebocoran data dan peretasan yang terjadi di Indonesia.
Beberapa ocehan di Twitter @Secgron pun kerap sampai ke sebagian telinga pejabat pemerintahan karena dianggap vokal perihal keamanan siber.
(can/fea)