Pengusaha mobil bekas merasa diuntungkan krisis chip global yang telah berdampak negatif di Indonesia. Masalah itu dikatakan membuat sebagian konsumen bergeser membeli mobil bekas ketimbang mobil baru.
Hendri Tandjuni COO platform jual beli mobil bekas OLX Autos Indonesia menyampaikan krisis chip mempengaruhi produksi mobil baru dan ketersediaan unit buat konsumen.
Dipahami kelangkaan chip membuat produksi mobil terganggu yang akibatnya konsumen mengalami inden yang periodenya bervariasi, bahkan ada yang tembus satu tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya dua tahun terakhir memang suplai [mobil baru pelan]. Jadi yang niat mau punya mobil dalam kondisi urgent maka bergeser ke yang bekas," kata Hendri saat ditemui di Senayan, Jakarta pada akhir pekan kemarin.
Ia tidak mengurai lebih jauh berapa angka penjualan mobil bekas via OLX saat ini, tetapi mengklaim ada kenaikan 8 persen setelah pemerintah melonggarkan pembatasan terkait pandemi Covid-19.
Sementara itu dikatakan kenaikan penjualan mobil bekas pada tahun ini hampir 300 persen dibandingkan dua tahun pandemi, 2020-2022.
Sedangkan mobil-mobil yang paling diincar konsumen masih seputar MPV yang ditempati Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga, hingga Toyota Innova.
"Jadi memang kami infokan industri mobil bekas masih sangat bergairah," ucap Hendri.
Krisis chip berakibat inden disebut bukan satu-satunya faktor peningkatan penjualan mobil bekas. Dia bilang itu juga didukung pertumbuhan animo masyarakat yang ingin punya mobil pribadi setelah pandemi mereda.
"Faktornya ada kesadaran lebih tinggi orang pengen punya mobil pribadi. Karena mobilitas," katanya.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui industri mobil bekas saat ini tengah menggeliat, terlebih saat mobil baru mengalami masalah pasokan unit.
Menurut laporan yang dipaparkan Airlangga, penjualan mobil bekas via OLX sebanyak 20 ribu unit per bulan dengan nilai mencapai Rp4 triliun.
"Ini luar biasa," kata Airlangga.
Airlangga juga mengakui perlahan telah terjadi pergeseran minat masyarakat ke mobil bekas atas kondisi tersebut. Di sisi lain, ia meyakini hal tersebut tidak akan membuat goyah industri mobil baru di Indonesia.
"Ya tidak ada masalah. Jadi, waktu orang kemarin inden mobil, orang mau cepat makanya cari yang bekas," kata Airlangga.
(ryh/fea)