Apakah manusia punya kehendak bebas? Jawaban pertanyaan itu ternyata ada pada tokoh animasi Thomas the Tank Engine atau di Indonesia dikenal dengan nama Thomas n Friends.
Mengutip Science Alert, Thomas diceritakan berwujud kereta namun bisa bersikap seperti manusia. Ia bisa membuat keputusan dan pilihan.
Dia juga punya tanggungjawab moral. Ketika salah, Thomas akan meminta maaf dan mendapatkan hukuman. Serial ini sendiri sangat populer di negara asalnya, Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, jika dilihat lebih dalam, hal-hal ini menjadi sangat rumit. Biar bagaimana pun, Thomas adalah sebuah mesin.
Pergerakannya ditentukan oleh bentuk rel, kinerja mesin, dan para karyawan di perkereta apian.
Di sisi lain, hukum fisika menjelaskan sebuah peristiwa di masa lalu akan menghasilkan peristiwa lain di masa depan. Sebagai contoh, jika kita menaruh teko di atas kompor menyala, hukum termodinamika akan menentukan air di dalam teko akan mendidih pada satu titik di masa depan.
Jika tak ada intervensi terhadap teko itu, hanya akan ada satu kemungkinan yakni air akan mulai mendidih. Argumen terhadap kehendak bebas manusia pun mengatakan, manusia tidak bisa mengubah masa lalu, kita pula tidak bisa mengubah masa depan.
Pasalnya, masa depan adalah konsekuensi dari masa lalu dan hukum fisika menentukan bahwa masa lalu akan menghasilkan sesuatu di masa depan. Masa depan tidak terbuka terhadap alternatif.
Hal itu ternyata juga berlaku untuk tubuh manusia. Tubuh kita adalah obyek fisik yang dibuat dari atom dan molekul, yang terbatas pada hukum fisika.
Tetapi setiap keputusan dan tindakan kita, bisa dilacak kembali ke dalam kondisi awal pada permulaan semesta. Kita mungkin merasa punya kehendak bebas tetapi itu hanyalah ilusi.
Lihat Juga : |
Hal yang sama berlaku untuk Thomas. Ia sepintas punya kebebasan, tetapi tindakannya ditentukan oleh bentuk rel dan waktu perjalanan.
Melansir The Conversation, meskipun manusia kadang merasa tak nyaman dengan kondisi bahwa segala tindakannya telah ditentukan, adanya alternatif tak lantas membuat keadaan lebih baik.
Sebaliknya, sebuah alam di mana masa depan benar-benar tak bisa ditentukan berarti kekacauan. Contoh sederhananya air yang dimasak dalam teko namun tiba-tiba berubah menjadi jus jeruk bisa berarti kekacauan.
Hal yang sama juga berlaku untuk Thomas. Jika Thomas dibiarkan meninggalkan relnya, terbang ke udara atau mesinnya tidak mengikuti hukum termodinamika, semesta Thomas tak akan berfungsi.
Karakter Thomas merupakan manifestasi dari intuisi manusia terkait kehendak bebas. Manusia butuh pilihan dan tanggungjawab moral, tetapi kita tak ingin tindakan kita benar-benar tak dapat ditentukan. Kita ingin kehendak bebas kita ada di antara determinisme penuh dan ketidakberaturan yang sempurna.
His character captures our intuitions about free will. We need choice and moral responsibility, but we do not want our actions to be completely undetermined. We want our free will to be somewhere between full determinism and complete randomness.
(lth/lth)