Para 'guru' ini bahkan secara terang-terangan mengiklankan jasanya di platform media sosial seperti WeChat, Xiaohongshu, dan Douban untuk ujian yang diawasi secara daring lainnya seperti GMAT, ujian Akademik PTE, Indikator IELTS, dan Ujian Bahasa Inggris Duolingo.
Pemilik perusahaan persiapan ujian lainnya di China, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan timnya sudah membantu sekitar 100 hingga 200 klien pada tes TOEFL atau GRE setiap bulan.
Dengan mematok tarif 12.000 yuan (Rp26,9 juta), perusahaan jasa joki ujian memberi servis berupa siswa menerima total setidaknya 85 dari 90 poin di sesi reading, listening, dan writing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tes lisan, perusahaan menyediakan naskah namun siswa lah yang bertanggung jawab untuk membacanya.
Perusahaan ini juga memiliki paket yang lebih mahal seharga US$4.000 (sekitar Rp62,5 juta). Mereka pun membayar seseorang yang miris peserta ujian untuk mengikuti seluruh ujian jarak jauh, merias wajahnya, dan memegang identitas peserta.
"Pengawas [ujian] biasanya orang asing," kata Wang. "Orang asing tidak begitu peka terhadap fitur wajah orang China."
Membantu orang lain menyontek saat ujian negara adalah tindak pidana di China. Namun, para profesional persiapan ujian mengatakan pihak berwenang China tidak begitu tertarik pada aksi kecurangan di tes internasional.
Penelusuran menemukan para 'joki' profesional ini sudah mengikuti ujian untuk siswa tidak hanya dari China, tetapi juga dari luar negeri.
Menanggapi hal tersebut, kepala petugas keamanan ETS Wallace Dalrymple mengatakan perusahaan mengetahui upaya curang di seluruh dunia. Pihaknya menghabiskan puluhan juta dolar setiap tahun untuk mendeteksi dan mencegah itu.
Pada Juni, perusahaan mengakui bahwa ujian di rumah berkontribusi pada peningkatan kecurangan secara global. Peserta tes mencoba melakukan kecurangan menggunakan perangkat lunak akses jarak jauh, pengujian proxy, atau ponsel untuk mengirim dan menerima pesan.
"Untuk mencegah potensi peserta tes proksi, kami memiliki pemeriksaan keamanan yang komprehensif, tinjauan identifikasi, dan pemindaian lingkungan pengujian sebelum dimulainya administrasi tes," kata Dalrymple, menambahkan bahwa materi tes disimpan dengan aman.
"Kami tahu bahwa mereka ada dan kami menangkap mereka," klaimnya.
(lom/arh)