Ilmuwan Temukan 'Semeru' versi Mars, Ada di Bawah Permukaan

CNN Indonesia
Senin, 19 Des 2022 15:18 WIB
Ilustrasi. Mars kemungkinan masih punya aktivitas vulkanik. (Foto: AP/Jonathan Rodriguez)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mars diduga masih aktif secara vulkanik alias memiliki gunung api. Hal itu bisa jadi indikasi keberadaan kehidupan di Planet Merah itu.

Salah satu perbedaan besar antara Mars dan Bumi adalah apa yang terjadi di bawah permukaan tanah. Planet kita tetap aktif secara tektonik dan vulkanik. Buktinya, rentetan gempa Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Karangasem, hingga erupsi Gunung Semeru. 

Sementara, Mars adalah tempat dingin dan mati secara geologis selama tiga miliar tahun terakhir. Setidaknya itu hasil observasi dari kejauhan.

Namun, makalah yang terbit di Nature Astronomy (2022) menantang asumsi umum itu. Lewat esai bertajuk 'Geophysical evidence for an active mantle plume underneath Elysium Planitia on Mars', A. Broquet dan J. C. Andrews-Hanna dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona, AS, mengungkap Mars masih 'panas'.

Temuan ini merupakan hasil foto orbit, data permukaan, dan pemodelan komputer dari wilayah dataran rendah dekat ekuator Mars yang dikenal sebagai Elysium Planitia. Lokasi ini juga merupakan tempat wahana Mars InSight milik NASA mendarat pada 2018.

Para peneliti, dikutip dari Time, menganalisis rekaman gempa Mars yang diambil oleh InSight. Mereka menyimpulkan bahwa semuanya dihasilkan dari serangkaian celah bawah permukaan yang disebut Cerberus Fossae, yang membentang hampir 1.300 km melintasi permukaan Mars.

Hal ini menimbulkan apa yang dikenal sebagai mantle plumes, yakni massa batuan cair yang mirip gumpalan yang naik mencapai dasar kerak bumi, memicu gempa, patahan, dan letusan gunung berapi.

"Dengan aktivitas plume yang baru diamati ini, Mars bergabung dengan Venus dan Bumi sebagai benda lain di tata surya bagian dalam dengan mantle plumes aktif saat ini," ungkap peneliti.

Pemodelan komputer dari wilayah tersebut menunjukkan bahwa jauh dari mati secara geologis, Elysium Planitia mengalami letusan gunung berapi besar 200 juta tahun lalu.

"Penelitian tim kami sebelumnya menemukan bukti letusan gunung api yang paling muda di Mars di Elysium Planitia. [Erupsi] itu menciptakan ledakan kecil abu vulkanik 53 ribu tahun yang lalu, yang dalam konteks waktu geologis pada dasarnya adalah 'baru kemarin'," kata Andrews-Hanna.

Jika Mars hidup secara geologis, hal itu disebut meningkatkan kemungkinan planet itu juga hidup secara biologis. Sedikit air yang tersisa di Planet Merah telah menyusut menjadi es di kutub dan diyakini merembes ke bawah tanah ke dalam akuifer yang tak terlihat.

Panas yang dihasilkan magma dapat menjaga air tetap hangat dan cair, menyediakan media subur bagi organisme bersel tunggal yang mungkin awalnya muncul saat planet ini masih memiliki samudra, laut, sungai, lebih dari 3 miliar tahun lalu. Yakni, saat Mars belum kehilangan sebagian besar atmosfer dan airnya ke luar angkasa.

"Sebuah plume di bawah Elysium Planitia juga menunjukkan bahwa aliran vulkanik permukaan dan aktivitas seismik bukanlah peristiwa yang terisolasi, tetapi bagian dari sistem regional yang berumur panjang, berkelanjutan secara aktif," demikian pernyataan tim. 

"Dengan implikasi untuk umur panjang dan potensi astrobiologis dari lingkungan yang dapat dihuni di bawah permukaan," tandas tim peneliti.

(tim/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK