Elon Musk disebut ingin mengubah sistem polling alias jajak pendapat di Twitter.
Pernyataan itu diutarakannya sebagai jawaban terhadap opini dari salah satu warganet yang meminta hanya pengguna Twitter Blue yang bisa ikut dalam polling.
"hanya pelanggan Twitter Blue lah yang seharusnya bisa memberikan suara dalam jajak pendapat yang berkaitan dengan kebijakan".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Poin bagus. Twitter akan mengubah hal itu," tulis Elon Musk membalas opini itu seperti dikutip CNN.
Good point. Twitter will make that change.
— Elon Musk (@elonmusk) December 19, 2022
Sebelumnya, Elon Musk meminta pendapat warganet berkaitan dengan nasibnya sebagai CEO Twitter lewat polling di media sosial tersebut. "Apakah ia harus mundur sebagai pemimpin Twittter? Saya akan mematuhi apapun hasilnya,"
Hasilnya dari 17.502.391 suara yang masuk, sebanyak 57,5 persen warganet menginginkannya mundur dengan menjawab 'Yes'. Sementara sisa 42,5 persen memilih menjawab 'No'.
Melansir CNBC, Musk kabarnya aktif mencari sosok pengganti. Selain itu, di pengadilan November lalu Musk juga mengaku siap mengurangi waktunya di Twitter. "Saya siap mengurangi waktu saya di Twitter dan mencari orang yang bisa menjalankannya dari waktu ke waktu," kata Musk.
Pengadilan itu menyidangkan tuntutan dari salah satu pemegang saham Tesla, Richard J. Tornetta. Ia menuntut Musk dan Tesla dengan menyebut kompensasi untuk posisi CEO terlalu besar dan wewenang yang dimiliki jauh melampaui yang seharusnya.
Keinginan Musk untuk mengubah sistem polling Twitter menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, perubahan bakal mengurangi drastis jumlah pengguna yang ingin ikut dalam polling di Twitter.
Selain itu, polling nantinya hanya akan terbatas kepada pengguna yang membayar untuk Twitter Blue. Fitur tersebut merupakan layanan baru Twitter yang membuat pengguna harus membayar sekitar $11 atau sekitar Rp172 ribu per bulan untuk mendapat sejumlah keistimewaan.
Di sisi lain, sejumlah nama mengemuka sebagai kandidat pengganti Elon Musk di Twitter. Mengutip CNN, beberapa nama seperti mantan Chief Operation Officer atau Direktur Operasional (COO) dan Chief Technical Officer atau Direktur Teknik (CTO) Facebook Sherly Sandberg dan Mike Schroepfer disebut masuk dalam daftar kandidat.
Keduanya mundur dari jabatan masing-masing pada awal tahun ini. Selain itu, ada nama mantan kontraktor intelijen, Edward Snowden yang juga masuk ke dalam daftar. Snowden kabarnya tertarik usai ia membalas unggahan Musk di Twitter dengan kalimat "Saya digaji lewat bitcoin," katanya.
(can/lth)